Jakarta (ANTARA News) - Untuk memperkenalkan budaya Indonesia dan menghibur Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Polandia, maka KBRI Warsawa menggelar pentas budaya "Jamrut dari Timur" di dua kota negeri di Eropa Timur itu. Dubes RI untuk Polandia, Hazairin Pohan, di Warsawa, Selasa, mengatakan pentas seni di kota Ciechanow dan Mlawa itu menampilkan gamelan dengan penari-penari tradisional, demonstrasi memasak makanan khas selera Nusantara, dan pemutaran film "Janji Joni". Menurut Dubes Pohan, pentas budaya Indonesia tersebut merupakan langkah proaktif perlindungan kepada badan hukum dan warga negara RI di Ciechanow dan Mlawa melalui media dialog dan konser kebudayaan. Untuk itu pula Dubes Pohan mengadakan pertemuan dengan Walikota Ciechanow Waldemar Wardzinski dan Walikota Mlawa Slawomir Kowalewski yang didampingi pejabat-pejabat kota setempat. Pentas budaya, termasuk demonstrasi masakan Indonesia yang diselenggarakan oleh Dharma Wanita KBRI Warsawa yang ditampilkan selama dua hari itu, menurut Dubes Pohan hanyalah secercah dari lautan kekayaan dan keunikan budaya Nusantara. Acara pentas budaya di kedua kota yang diselenggarakan di Pusat Kebudayaan itu penuh sesak dihadiri pengunjung, antara lain manajemen dan seluruh karyawan HIT Electronics Sp. Z.o.o. (Cabang PT HIT Indonesia), dan Dong Yang Electronics Sp. Z.o.o., walikota, DPRD dan masyarakat pencinta budaya RI, termasuk di antaranya 60 karyawan teknik yang berasal dari Indonesia. Kedua perusahaan merupakan mata rantai produksi dari LG, produsen terbesar yang menguasai pasar Eropa untuk televisi-datar (flat screen) dan plasma TV. Dubes menjelaskan keunikan budaya nasional sebagai sintesis dari akulturasi selama ribuan tahun masyarakat dari 17 ribu kepulauan Nusantara dengan keragaman 300 budaya dan bahasa, sehingga Indonesia dijuluki dan dikenal dunia sebagai "Jamrud dari Timur" (The Emerald of the East). Kekayaan dan keindahan alam, sejarah, tradisi dan filosofi timur secara totalitas ini telah menciptakan keunikan Indonesia yang tidak akan ditemukan di belahan dunia manapun, katanya. Dubes juga mengekspresikan optimismenya, melalui sarana Persetujuan Kebudayaan tahun 2003 yang diikuti dengan hasil perundingan pada Pebruari lalu di Warsawa telah disepakati untuk pembentukan pusat kebudayaan. Melalui Pusat Kebudayaan Indonesia yang diharapkan Dubes dapat terbentuk dalam kurun waktu tiga tahun mendatang, maka masyarakat Polandia akan lebih mengenal Indonesia dengan berbagai potensi yang dimilikinya. "Dengan kebudayaan, masyarakat dan pimpinan daerah di kedua kotau akan lebih mengenal Indonesia dan akan memudahkan para TKI berasimilasi dengan masyarakat lokal, sekaligus menghibur sejenak dan memberikan semangat bagi mereka yang berjuang di luar negeri," jelasnya. Dubes menyatakan pihaknya berkepentingan melalui media budaya secara proaktif KBRI tidak saja turut memberikan perlindungan hukum bagi badan hukum Indonesia dan WNI di luar negeri, tetapi juga menawarkan kepada HIT Electronics Sp. Z.o.o. yang terdaftar sebagai investasi Indonesia di Polandia jika jasa-baiknya Dubes RI bagi pengembangan bisnisnya di Polandia. Sekaligus melalui kunjungan itu, menurut Dubes, KBRI dapat mengantisipasi di kemudian hari munculnya permasalahan dan penyelesaiannya dengan baik berkaitan dengan kepentingan TKI melalui dialog dan komunikasi baik dengan manajemen perusahaan serta walikota dan pejabat-pejabat dinas terkait, termasuk kepolisian. KBRI juga menjajaki untuk kemungkinan pengiriman tenaga kerja terlatih RI selanjutnya ke Polandia. Menurut Dubes, pembicaraan dengan Walikota Ciechanow dan Mlawa yang dihadiri oleh Kepala Kepolisian setempat sangat positif karena menunjukkan semangat pimpinan kota-kota tersebut untuk menjadi tempat yang aman bagi investasi, termasuk perlindungan hukum dan fisik bagi warganegara RI. Selama ini, tidak tercatat adanya gangguan bagi para pekerja RI dan pada umumnya diterima baik oleh masyarakat dan kolega pekerja setempat. Dalam pertemuan dengan TKI di kedua kota disampaikan kebanggaan mereka dan kekaguman warga kota setelah menyaksikan pentas budaya yang disiarkan juga oleh TV lokal maupun pers setempat. Wakil-wakil kelompok TKI juga menyampaikan terima kasih atas penyelenggaraan demonstrasi masakan Indonesia yang disiarkan oleh TV dan dihadiri oleh isteri-isteri pimpinan daerah, serta khususnya merupakan pelatihan bagi juru masak perusahaan. Dikeluhkan sebelumnya, para TKI menghadapi masalah dalam soal makanan Polandia yang sangat berbeda dengan Indonesia. "Pimpinan kedua perusahaan dalam pertemuannya dengan Dubes RI menyatakan para karyawan Polandia beruntung memiliki mitra kerja dari Indonesia yang meskipun relatif berusia muda, namun telah memiliki pengetahuan dan keahlian sehingga mereka bisa belajar banyak," demikian Dubes Pohan. (*)

Copyright © ANTARA 2007