Kerjasama teknologi di antara kedua negara sangat penting. Misalnya, karena kereta ini meluncur di bawah tanah khususnya pada saat terjadi misalnya kecelakaan atau kebakaran bagaimana sistem evakuasi mekanisme maupun prosedur yang harus dilalui, ini
Jakarta (ANTARA News) - Chief Representative Japan International Cooperation Agency (JICA) Indonesia Naoki Ando mengatakan dapat berbagi sistem evakuasi angkutan massal cepat ("mass rapid transit"/MRT) ketika ada gangguan operasional saat angkutan beroperasi.

"Kerjasama teknologi di antara kedua negara sangat penting. Misalnya, karena kereta ini meluncur di bawah tanah khususnya pada saat terjadi misalnya kecelakaan atau kebakaran bagaimana sistem evakuasi mekanisme maupun prosedur yang harus dilalui, ini merupakan bagian yang bisa kami konstribusikan," katanya saat memaparkan proyek MRT di lokasi pembangunan terowongan di Senayan, Jakarta, Kamis.

Menurutnya, kerja sama teknologi itu tidak hanya sebatas membangun MRT tapi setelah MRT dibangun maka dapat dilanjutkan dengan memberikan pemahaman dalam mengantisipasi kendala operasional angkutan massal cepat itu.

Dia mengatakan MRT nantinya menjadi alternatif angkutan baru yang juga memerlukan berbagai macam peraturan termasuk juga kebijakan salah satunya standar teknis pengoperasian MRT.

Untuk itu, Naoki mengatakan Jepang akan dapat bertukar pengalaman dan pengetahuan tentang mengoperasikan MRT di wilayahnya.

Selain itu, dia mengatakan pihaknya melihat ada kemungkinan penambahan jalur MRT ke depan jika masyarakat telah merasakan manfaat menggunakan angkutan cepat itu setelah beroperasi, yang bisa menghemat waktu.

Dia menambahkan perkiraan waktu perjalanan dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI (Hotel Indonesia) dapat ditempuh selama 25 menit dan perjalanan dari Lebak Bulus sampai Kampung Bandan bisa ditempuh selama 41 menit.

Dia mengatakan Tokyo dengan perkiraan populasi penduduk 14 juta jiwa, sebanyak 13 jalur MRT telah dibangun dengan panjang 304 kilometer (km).

Kemudian, Delhi di India, yang memiliki populasi penduduk 17 juta jiwa membangun MRT sepanjang 329 km.

Sementara, Di Jakarta dengan populasi 28 juta jiwa, ada 10 jalur MRT yang direncanakan dibangun sepanjang 53 km.

Dia memperkirakan setelah MRT selesai dibangun dan dapat beroperasi, maka angkutan itu dapat mengangkut 433.000 orang per hari pada jalur Utara-Selatan, yakni Kampung Bandan-Lebak Bulus.

Sementara, MRT diperkirakan akan mengangkut satu juta orang per hari pada jalur Timur-Barat atau Kalideres-Ujung Menteng.

"Dengan menggunakan MRT, diharapkan kemacetan dapat dikurangi," katanya.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016