Jakarta (ANTARA News) - Restrukturisasi PT Garuda Indonesia (Garuda) harus tetap berjalan karena merupakan satu-satunya cara yang dapat menyelamatkan maskapai itu dari kehancuran, kata Anggota Komisi V DPR RI Enggartiasto Lukito di Jakarta, Selasa. "Proses restrukturisasi Garuda harus tetap dijalankan oleh manajemen Garuda saat ini. Kalau tidak, apakah kita akan membiarkan begitu saja Garuda menjadi bangkrut, karena Garuda merupakan aset negera kita," katanya. Ia mengatakan hal itu ketika dimintai tanggapan terkait dengan kian lamanya proses restrukturisasi perusahaan itu, sementara banyak peluang pasar yang dapat digarap tetapi terkendala dengan lambatnya restrukturisasi itu. Menurut Enggar, kebutuhan total Garuda saat ini cukup besar sedangkan pemerintah melalui APBN, hanya dapat membantu senilai Rp1 triliun. Jumlah itu, ujar Enggar, masih terlalu kecil bila dibandingkan dengan kebutuhan Garuda. Karenanya, satu-satunya cara untuk menyelamatkan hanya melalui proses restrukturisasi. "Jadi, pilihannya, apakah kita akan membiarkan Garuda pailit atau mencari strategi partner. Sebab, dana ABPN untuk membantu Garuda senilai Rp1 triliun pun hingga kini belum cair karena adanya birokrasi" jelas Enggar. Karena itu, lanjut Enggar, Serikat Pekerja Garuda (Sekar-ga) sebaiknya memberikan dukungan terhadap langkah manajemen Garuda yang akan melakukan proses restrukturisasi. Secara rasional, pihak Sekarga harus dapat menerima dan memberikan dukungannya. "Apakah kita akan mengorbankan periuk nasi banyak orang termasuk di dalamnya karyawan Garuda hanya untuk segelintir orang yang tidak menyetujui penyehatan yang dilakukan manajemen Garuda," ujar Enggar. Namun demikian, katanya, manajemen Garuda diminta untuk juga melakukan sosialisasi proses restrukturisasi kepada karyawan Garuda agar tidak menimbulkan keresahan terhadap karyawan. Karyawan tidak perlu khawatir dengan restrukturisasi itu. Sebab, bagaimanapun juga, saham mayoritas PT Garuda tetap dimiliki pemerintah. Perlu Dukungan Sementara itu, Pengamat Ekonomi Faisal Basri mengatakan, upaya penyelamatan sejumlah BUMN di sektor transportasi, seperti PT Garuda Indonesia (Garuda) hendaknya mendapat dukungan dari semua pihak. "Jika terdapat penyimpangan dalam manajemen PT.Garuda ndonesia, hendaknya dapat diluruskan untuk kepentingan perusahaan." Faisal Basri mengatakan, banyak cara yang dapat dilaku-kan untuk menyelamatkan BUMN, salah satunya ialah melalui restrukturisasi. Namun demikian, rencana restrukturisasi hendaknya tidak menimbulkan keresahan para pegawai. "Sepanjang rencana itu dilakukan untuk kepentingan perusahaan, maka sebaiknya mendapat dukungan dari berbagai kalangan. Garuda adalah aset bangsa yang harus diselamatkan, dan begitu pula dengan BUMN lainnya yang saat ini nasibnya hampir sama dengan Garuda,"jelas Faisal. Faisal mengakui, problem yang dihadapi Garuda saat ini, teramat berat. Siapapun yang memimpin BUMN tersebut, dipastikan akan menemui kesulitan untuk membenahinya. Untuk itu,dibutuhkan langkah yang bijak dan berani dari manajemen Garuda, yaitu dengan melakukan restrukturisasi. Restrukturisasi, katanya, salah satu jalan yang dapat melamatkan Garuda. Karenanya, bila langkah itu tidak segera dilakukan oleh manajemen Garuda kini, perusahaan itu hanya tinggal menunggu kehancuran. Sementara itu, Peneliti dan Pengamat Transportasi Udara dari Sekolah Tinggi Manajemen Trisakti (STMT-Trisakti), Suharto Abdulmajid mengatakan, pihaknya mendukung penuh upaya yang tengah dilakukan manajemen Garuda untuk menyehatkan perusahaan. Karenanya, kalau memang privatisasi adalah solusi untuk menyelamatkan perusahaan, maka patut mendapat dukungan dari semua pihak. "Sesuatu yang sudah disepakati harus didukung jangan dijegal. Privatisasi itu, sudah disepakati oleh semua pihak. Baik, di internal perusahaan, Menneg BUMN selaku pemegang saham dan DPR. Jadi, buat apa lagi harus dihalang-halangi," katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007