Jakarta (ANTARA News) - Ruangan berukuran 4x3 meter dengan lantai keramik putih dan dinding warna kombinasi cokelat dan krem menjadi tempat kerja Abraham Lunggana sekaligus posko sementara kelompok Suka Haji Lulung. 

Hampir semua calon kontestan pada Pilkada DKI Jakarta punya kelompok penggemar alias pendukung, dan Suka Haji Lulung, salah satunya.

"Inilah markas kami, tempat kami berdiskusi masalah Jakarta bersama teman-teman," kata Haji Lulung kepada www.antaranews.com, Sabtu petang.

Posko itu berdiri di depan ruko tiga lantai di sisi kiri Jalan Fachrudin, Tanah Abang, Jakarta Pusat, bersebelahan dengan Hotel Millenium.

Di depan posko terdapat tumpukan bangku plasik serta sebuah meja yang menjadi tempat para sukarelawan, rekan dan Haji Lulung berbincang.

"Ya bisa sore atau malam kami berbincang di sini, tidak rutin. Mengalir saja seperti air. Ngumpul ya di sini," kata politisi Partai Persatuan Pembangunan itu.

Antara News kemudian menarik kenop untuk membuka pintu dan mendapati ruangan kecil itu cukup sejuk dengan dua pendingin udara di sudut kiri. Di sisi kiri ruangan ini terdapat dispenser air minum dan deretan galon air mineral serta kardus-kardus berisi tumpukan kertas.

Melangkah ke dalam ditemui meja kaca bulat yang menjadi tempat air mineral dan tumpukan surat kabar. Dinding ruangan dihiasi lukisan, kaligrafi dan foto. Sementara kursi panjang untuk para tamu menghadap ke meja utama milik Haji Lulung.

Meja berukuran 1x1 meter yang penuh tumpukan buku, undangan, serta tumpukan kertas yang menjadi tempat kerja Haji Lulung berada di sudut kanan ruangan.

Hal paling mencuri perhatian adalah foto ibunda Haji Lulung yang terpajang di atas meja. Foto itu terbingkai menghadap dan ditempatkan di sisi kanan dari kursi Haji Lulung.

"Ini foto ibu saya, untuk menyemangati saya," tutur Lunggana.

Di hadapan meja kerja itu terpampang televisi berukuran besar yang menyiarkan salah satu stasiun televisi berita. Haji Lulung beserta rekannya kerap menyimak berita kemudian mendiskusikannya di situ.

Ruangan ini memiliki empat jendela yang berukuran satu meter namun tertutup dengan gorden tebal sehingga terik matahari di luar tidak masuk ke dalam dan memberikan suasanan yang nyaman untuk berbincang.

30 tahun berdiri
Posko Haji Lulung berdiri bukan semata guna menyambut pencalonannya pada Pilkada DKI 2017, melainkan sudah berdiri sejak 1986 sebagai tempat membahas masalah di Tanah Abang.

"Bisa dikatakan sejak 30 tahun lalu, ini tempat saya dan teman-teman membahas masalah ekonomi atau potensi masyarakat Tanah Abang," kata Haji Lulung.

Haji Lulung menjelaskan, posko yang kini terasa nyaman dulunya hanya bangunan tanpa bangku di mana orang-orang duduk bersila di atas karpet.

"Dulu amburadul, ibarat kata, seperti merangkak, duduk di bawah. Sekarang sudah ada kursi karena berproses," kata Haji Lulung yang pernah bekerja sebagai pengumpul barang bekas di Tanah Abang.

Untuk itu Haji Lulung mengatakan tidak akan pernah meninggalkan posko itu kendati puluhan posko baru akan disediakan untuk kelompok "Suka Haji Lulung."

"Markas ini cikal-bakal saya. Di sisi saya belajar diskusi bersama teman-teman membahas Jakarta. Posko ini akan tetap ada sebagai tempat kami berkumpul," kata dia.

Haji Lulung pun mengatakan Posko Haji Lulung lainnya sudah di siapkan dan akan diperkenalkan pada 30 Maret 2016.

"Deklarasi mudah-mudahan tanggal 30 Maret. Posko itu bukan berarti saya membangun, melainkan dari rumah sukarelawan yang akan diberikan spanduk kecil," kata dia.

Haji Lulung berjanji jika deklarasi itu terlaksana maka ia akan mengunjungi tiap posko secara giliran untuk menggelar diskusi bersama warga.

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016