Jakarta (ANTARA News) - Pesawat Garuda Indonesia GA-200 jenis B 737-400 dengan jalur penerbangan Jakarta-Yogyakarta diperkirakan gagal dikendalikan secara normal, sesaat setelah mendarat di Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Rabu pagi (7/3) sekitar pukul 07.08 WIB. "Setelah mendarat, pesawat sepertinya tak terkendali, terus meluncur hingga ke ujung landasan dan menabrak batas pagar bandara sebelah landasan pacu sebelah timur," kata General Manajer Bandara Adisutjipto, Bambang Sugito saat dihubungi dari Jakarta, Rabu pagi. Manajer Operasi Bandara Adisutjipto sebelumnya mengatakan, sesaat sebelum mendarat, terlihat bagian roda depan pesawat sudah terbakar. Petugas Officer in Charge (OIC) Bandara Soekarno Hatta yang dihubungi membenarkan kejadian tersebut dan menimpa GA 200 dan berpenumpang 133 orang itu. "Pesawat take off dari Soekarno-Hatta pukul 06.00 WIB," kata petugas yang enggan diketahui identitasnya. Menurut Bambang Sugito, posisi pesawat saat ini berada puluhan meter dari pagar batas bandara dan di tengah persawahan. "Belum diperoleh data apakah ada korban meninggal atau tidak, evakuasi sedang berlangsung," kata Bambang. Salah satu penumpang yang selamat dari musibah itu adalah Ketua Umum PP Muhammadiyah, Dien Samsudin menyatakan, saat take off dari Bandara Soekarno-Hatta tidak ada masalah dan baru terasa hentakan keras setelah melakukan pendaratan di Adisutjipto. "Pesawat ini tampak penuh dan saya menyelamatkan diri dari pintu sebelah kanan. Sesaat setelah mendarat, asap tebal mengepung dan pesawat terbakar," kata Dien. Ia menyebutkan, dari 133 penumpang tersebut terlihat beberapa berkewarganaraan asing. Menteri Perhubungan Hatta Rajasa kepada stasiun TV swasta Jakarta sekitar pukul 08.40 WIB, mengaku baru mendapat laporan bahwa dari 133 penumpang tersebut, baru sekitar 76 orang yang bisa dievakuasi. Hatta menegaskan, pihaknya telah memerintahkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk melakukan investigasi atas peristiwa kecelakaan tersebut. Ketua KNKT yang baru dilantik Menhub Hatta Rajasa, Senin sore (5/3), Tatang Kurniadi saat dihubungi hanya membenarkan, peristiwa itu. "Hal-hal lain belum ada karena saya pun sedang menghubungi Yogyakarta untuk detil informasinya. Nanti saja, Mas," kata Tatang. (*)

Pewarta:
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2007