Solo (ANTARA News) - Dua korban selamat pesawat Garuda Indonesia tujuan Jakarta-Yogyakarta yang mengalami musibah kecelakaan di Bandara Adisucipto Yogyakarta, Rabu pagi, dirawat di RS dr. Oen Solo. Kedua korban tersebut, Muhammad Dimyati dan Lilik Priyanto, yang merupakan staf ahli di lingkungan Kementerian Perumahan Rakyat. Muhammad Dimyati menjabat sebagai Assisten Deputi Pengembangan Perumahan Rakyat Skala Besar, sedangkan Lilik Priyanto menjabat sebagai Kabid Pengembangan Kawasan Kementerian Negara Perumahan Rakyat. Dimyati mengalami retak di kepala bagian muka serta pendarahan di bagian belakang, sedangkan Lilik hanya mengalami luka memar di bagian atas wajah. Lilik yang ditemui seusai memperoleh perawatan di RS dr. Oen mengatakan, sebenarnya dalam pesawat nahas tersebut terdapat enam penumpang yang berasal dari Kementerian Negara Perumahan Rakyat. "Tujuan keenamnya berbeda-beda, saya dan Pak Dimyati berencana akan ke Karanganyar untuk menghadiri acara tentang program perumahan, sedangkan yang lainnya menuju ke Yogjakarta," katanya. Ia menuturkan, setelah terjadinya kecelakaan, dirinya bersama Dimyati sempat dilarikan ke RS milik Angkatan Udara di kompleks Bandara Adisucipto. Namun atas permintaan dari Pemkab Karanganyar, keduanya kemudian dibawa ke Solo untuk mendapat perawatan lebih lanjut. Lilik dan Dimyati rencananya akan memberikan materi dalam rapat kerja bersama Pemkab Karanganyar dengan Kementerian Negara Perumahan Rakyat tentang progam pembangunan 10 ribu rumah di Karanganyar. Setelah memperoleh perawatan, Lilik sudah diperbolehkan pulang sementara Dimyati harus menjalani rawat inap untuk menjalani pemeriksaan lanjutan. "Sudah ada keluarga Pak Dimyati yang menunggui di RS, sedangkan untuk hal lain kita sudah meminta tolong saudaranya untuk mengurusi barang bawaannya karena ternyata tadi ada yang tertukar," katanya. Sementara itu, nasib mujur juga masih menghampiri Bupati Karanganyar, Rina Iriani Sri Ratnaningsih. Bupati Rina yang akan pulang ke Karanganyar setalah kunjungannya dari Jakarta, rencananya juga menumpang pesawat nahas tersebut. Namun, karena terlambat saat naik, akhirnya Bupati Rina batal berangkat dengan pesawat tersebut.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007