Banda Aceh (ANTARA News) - Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian menyiapkan anggaran sebesar Rp25 miliar untuk bantuan restrukturisasi mesin bagi sejumlah pelaku IKM demi meningkatkan kemampuan kapasitas mereka menghadapi persaingan.

"Target 2016 restrukturisasi mesin sekira Rp25 miliar atau sekira delapan persen dari keseluruhan anggaran," kata Direktur Jenderal IKM Kemenperin Euis Saedah di sela-sela pemberian arahan Rapat Koordinasi Nasional Penyusunan Program Penumbuhan dan Pengembangan IKM tahun 2017 di Banda Aceh, Minggu malam.

Menurut Euis, bantuan restrukturisasi mesin menjadi salah satu kegiatan Ditjen IKM Kemenperin yang harus diperhatikan serius selain pemberdayaan dan pelatihan, sebab dengan program tersebut dapat meningkatkan kapasitas IKM.

"Dari tidak modern menjadi modern, dari tidak berteknologi menjadi berteknologi," katanya.

Selain itu, seturut arahan Presiden Joko Widodo untuk lebih meningkatkan penggunaan anggaran demi program-program yang manfaatnya langsung menyentuh masyarakat Ditjen IKM rela anggarannya dipotong demi efisiensi.

"Kami tidak masalah, rela mengurangi kegiatan di pusat, asalkan aktivitas IKM di daerah semakin tumbuh hidup. Karena memang setiap tahun semangatnya terus tumbuh, baik itu dari DPRD, Kepala Daerah hingga para pengusaha di daerah aktif mengajukan kerja sama dengan Ditjen IKM," ujarnya.

Pengurangan anggaran di pusat tersebut kemudian diharapkan justru meningkatkan efisiensi kegiatan, termasuk dalam hal evaluasi program berjalan di daerah yang sebelumnya cenderung terpisah antar tiap direktorat di bawah Ditjen IKM kini dilakukan secara bersamaan.

Di bawah Ditjen IKM terdapat Direktorat IKM Pangan, Barang dari Kayu dan Furnitur, Direktorat IKM Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan serta Direktorat IKM Logam, Mesin, Eletronika dan Alat Angkut.

"Jadi dengan pengurangan anggaran bukannya tidak melakukan evaluasi, melainkan evaluasi dilakuan bersamaan ketiga direktorat masing-masing komoditi tersebut," kata Euis.

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016