Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Reni Yanita menyampaikan bahwa platform digital Klinik Desain Merek Kemas mampu mendorong industri lokal unggul di kancah global.

“Tujuan platform ini akan menjadi pendorong bagi peningkatan mutu dan fungsi kemasan, sehingga produk industri lokal dapat unggul di kancah global,” kata Reni lewat keterangannya di Jakarta, Selasa.

Sejak 2003 Ditjen IKMA membentuk Klinik Desain Merek Kemas (KDMK) yang berfungsi sebagai sarana konsultasi dan fasilitator bagi IKM dalam berbagai hal, antara lain pemilihan bahan kemasan, pemilihan teknologi kemasan, perbaikan desain merek dan kemasan, penyusunan label sesuai standar yang berlaku, serta fasilitasi bantuan cetak kemasan.

Pada 14 Desember 2021 Kemenperin meluncurkan platform digital e-KDMK yang dapat diakses melalui laman e-klinikdesainmerekemas.kemenperin.go.id. Fungsi platform tersebut antara lain sebagai hub antara IKM, rumah kemasan daerah, penyedia bahan dan penyedia teknologi kemasan, serta para pemangku kepentingan lainnya.

“Dalam platform ini, terdapat beragam fitur dan informasi terkait kemasan, meliputi data rumah kemasan, mitra kemasan, asosiasi/komunitas, dan perguruan tinggi,” kata Reni.

Selain itu e-KDMK menyajikan referensi KBLI untuk pelaku IKM, kalender kegiatan dan kegiatan kemasan, regulasi, artikel hingga e-learning terkait kemasan, dan forum diskusi antar sesama pengguna platform digital.

Baca juga: Kemenperin dorong pelaku IKM bikin desain kemasan yang keren

Melalui e-KDMK akan dapat dipertemukan berbagai pihak dalam ekosistem industri kemasan.

"Jadi stakeholder pada ekosistem industri kemasan bisa bertemu di platform ini, tidak hanya pelaku IKM, tetapi juga pelaku industri percetakan dan printing, akademisi dan peneliti karena di dalam platform tersebut juga ada e-learning-nya,” papar Reni.

Dengan menjaga sisi suplai, lanjut dia, industri bisa tumbuh pesat karena permintaan kemasan akan meningkat signifikan.

“Di masa pandemi ini saja banyak tumbuh pelaku-pelaku IKM pangan yang pastinya butuh kemasan yang baik dan food grade. Oleh karenanya, kami menyediakan fasilitasi dari desain dan edukasi bahan kemasan melalui rumah-rumah kemasan," imbuhnya.

Dalam platform digital e-KDMK, lanjut Reni, juga terdapat menu dashboard yang tidak hanya bermanfaat bagi KDMK Ditjen IKMA, namun juga bagi rumah kemasan daerah yang bergabung.

Baca juga: Kemenperin: Desain kemasan produk IKM perlu sesuai protokol kesehatan

Saat ini terdapat 18 rumah kemasan yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi, dan 18 rumah kemasan lainnya dikelola oleh pemerintah daerah kota/kabupaten.

“Di waktu yang akan datang dashboard di e-KDMK akan berisi data terkait kinerja jasa layanan KDMK Ditjen IKMA ataupun rumah kemasan melalui traffic order desain. Selain itu, hasil analisa basis data yang diperoleh dari dashboard dapat digunakan sebagai referensi dalam penyusunan kebijakan,” katanya.

Reni menambahkan melalui KDMK pihaknya telah memberikan pendampingan dan pembuatan desain kemasan dan merek bagi IKM.

Pada 2021 Ditjen IKMA memfasilitasi sebanyak 200 desain kemasan dan 200 desain merek serta memberikan konsultasi kepada 95 IKM terkait desain merek dan kemasan.

“Saat ini, dengan hadirnya platform digital e-KDMK, antusiasme masyarakat yang mengunjungi laman tersebut sangat tinggi, terutama para pelaku IKM dan stakeholder kemasan. Hal ini terlihat dari banyaknya stakeholder yang sudah bergabung dalam platform digital, seperti rumah kemasan, supllier bahan kemasan, supplier teknologi pengemasan dan pelaku IKM,” sebutnya.

Baca juga: Kemenperin: Industri kemasan produk berperan dukung ekosistem halal

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022