Ini menjadi tantangan kami melihatnya belum sustainable dan belum kuat, karena masih bergantung pada satu kategori
Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) menyebutkan pertumbuhan industri minuman ringan Indonesia pada tahun 2023 disokong oleh produk air mineral dalam kemasan sebagai penyumbang utama pertumbuhan industri itu.

Ketua Umum Asrim Triyono Prijosoesilo mengatakan secara umum tingkat penjualan industri minuman ringan mengalami peningkatan sebesar 3,1 persen secara tahunan (year on year), namun apabila dihitung tanpa penjualan air mineral dalam kemasan (AMDK) maka pertumbuhan industri itu menjadi negatif, yakni -2,6 persen.

"Ini menjadi tantangan kami melihatnya belum sustainable dan belum kuat, karena masih bergantung pada satu kategori, idealnya kategori lain bisa tumbuh, nyatanya tidak, dan ini menjadi tantangan bagi kami," kata Triyono dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.

Ia menyampaikan hal itu karena air mineral kemasan banyak dibutuhkan oleh masyarakat karena bisa dikonsumsi secara langsung.

Dari total volume penjualan, AMDK mendominasi sebanyak 60 persen, sehingga apabila dikonversi menjadi tingkat pertumbuhan per tahun dalam periode tertentu (Compounded Annual Growth Rate/CAGR) di tahun 2020-2022, industri minuman ringan tidak mengalami pertumbuhan sama sekali.

Baca juga: Kemenperin siapkan Rp20 miliar restrukturisasi alat industri mamin

Baca juga: Kemenperin: Industri makanan-minuman penopang ekonomi Indonesia


"Data terakhir menunjukkan CAGR industri minuman tiga tahun terakhir, ada di angka nol persen atau tidak ada pertumbuhan," katanya.

Ia mengatakan tak adanya pertumbuhan di industri minuman ringan, karena sektor tersebut dalam proses pemulihan setelah pandemi COVID-19.

Oleh karena itu, ia menyampaikan tahun 2024 merupakan kesempatan bagi pelaku industri di sektor minuman untuk menggapai "rebound" atau pemulihan dari masa sulit pandemi, dengan target pertumbuhan industri ini secara konservatif pada tahun 2024 mencapai 4-5 persen.

"Kami melihat 2024 kesempatan untuk 'rebound' karena COVID-19 sudah lewat dan orang-orang sudah bebas, tapi memang ada tantangan karena ada Pilpres sehingga sedikit membuat kami berpikir ke depannya bagaimana policy nya. Harapan kami bisa rebound, ada aspek internal dan eksternal. Internalnya adaptasi industri bagaimana produk kami bisa dikonsumsi masyarakat dengan baik," ujarnya.

Baca juga: Kemenperin tingkatkan kesiapan industri makanan dan minuman menuju 4.0

Baca juga: Kadin upayakan kemitraan IKM makanan dan minuman dengan industri besar

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024