Kabul (ANTARA News) - Pasukan Afghanistan dan koalisi menewaskan sembilan orang milisi Taliban di dua peristiwa terpisah di Afghanistan selatan yang bergolak, kata para pejabat setempat, Rabu. Polisi menyerang satu kelompok pemberontak di daerah Grishk di provinsi Helmand, Selasa, dan menewaskan lima pejuang Taliban serta menyita dua kendaraan, kata jurubicara kementerian dalam negeri, Zemarai Bashary kepada AFP. Secara terpisah, militer Afghan mengatakan, empat pemberontak terbunuh dan seorang tentara Afghan cedera saat pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Afghan melakukan penyisiran di distrik Kajaki Helmand, Minggu. Pasukan gabungan juga menahan dua orang pemberontak di Kajaki dan menyita beberapa senjata ringan. Kajaki adalah salah satu sasaran serangan besar-besaran yang dilakukan pasukan NATO dan Afghan Selasa. Pasukan Inggeris telah berpekan-pekan berusaha menggiring Taliban dari wilayah kerja untuk bisa memulai perbaikan bendungan pembangkit listrik tenaga air. Sementara itu, pasukan keamanan Afghan Ahad menahan seorang `pemimpin kelompok musuh` yakni Mullah Mahmood di distrik Panjwayi, provinsi Kandahar, di mana pasukan NATO dan Taliban terlibat bentrokan pada tahun lalu. Pejabat kementerian dalam negeri, Bashary mengatakan Rabu bahwa pemerintah Afghan masih berusaha memilah-milah laporan atas penculikan wartawan asing yang bekerja pada suratkabar Italia, bersama dengan dua orang Afghan sahabatnya. "Saya tak bisa mengkonfirmasikan penculikan seseorang berkebangsaan asing, kami tak punya bukti. Kami juga tidak dikontak oleh seseorang untuk kasus hilangnya wartawan, dan polisi kami juga tidak melaporkan adanya wartawan yang bepergian di selatan," katanya. Taliban Selasa mengaku telah menangkap seorang lelaki yang mengatakan bahwa dia bekerja pada suratkabar Italia, La Republica, yang diumumkan secara terpisah bahwa seorang koresponden hilang. Para milisi, melakukan perang gerilya anti pemerintah sejak pemerintah Taliban jatuh pada akhir 2001, sebelumnya menyatakan telah mengeksekusi kedua orang asing dan orang Afghan yang mereka tuduh sebagai mata-mata. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007