Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) diperkirakan masih memiliki peluang naik, didorong oleh turunnya suku bunga sambil menunggu laporan keuangan beberapa saham unggulan, Kamis. "Indeks masih berpeluang naik, namun tidak besar. Mungkin hanya tipis," kata Analis Riset PT Bapindo Bumi Sekuritas Harry Kurniawan, Kamis. Menurut Harry, perdagangan saham di BEJ masih dipengaruhi oleh situasi bursa global, terutama bursa AS, yang mengalami tekanan atas kekhawatiran inflasinya yang tinggi. Situasi bursa AS ini telah mempengaruhi perdagangan saham di bursa regional dan juga pada perdagangan di BEJ, tambahnya. Dia juga menambahkan bahwa kondisi dalam negeri juga belum mengalami perubahan yang dratis. "Saat ini para pelaku pasar hanya merespon penurunan suku bunga dan menunggu hasil laporan keuangan tahunan beberapa saham unggulan yang belum keluar," kata Harry. Pada 30 menit awal perdagangan BEJ, IHSG menguat 6,718 poin atau 0,39 persen menjadi 1.749,907 dan indeks LQ45 menambah 1,539 poin atau 0,42 persen ke posisi 370,610. Saham yang naik masih mendominasi pasar dengan jumlah mencapai 61 jenis dibandingkan dengan yang turun sebanyak 10 saham, sedangkan 34 lainnya stagnan. Kenaikan indeks ini dipimpin beberapa saham perbankan, di antaranya Bank Mandiri (BMRI), Bank Danamon (BDMN) dan Bank Internasional Indonesia (BNII), serta saham sektor perbankan seperti Tambang Timah (TINS) dan Aneka Tambang (ANTM). Saham BMRI menguat Rp75 menjadi Rp2.375, BDMN terangkat Rp200 ke level Rp6.000, BNII naik Rp2 ke harga Rp194, TINS melejit Rp300 menjadi Rp10.500 dan ANTM bertambah Rp150 bertengger di Rp9.350. (*)

Copyright © ANTARA 2007