Magelang (ANTARA News) - Dua taruna Akademi Militer (Akmil) Magelang masing-masing Sersan Mayor Taruna Aditya Catur Setiawan dan Prajurit Taruna Ronald Stevy Tuilan diberhentikan secara tidak hormat karena melanggar disiplin taruna. Pemecatan terhadap kedua taruna itu berlangsung di Lapangan Taruna Bakti Kompleks Akmil di bawah Gunung Tidar Magelang di Magelang, Kamis (8/3) sore, dalam suatu upacara militer dengan Inspektur Upacara Komandan Resimen Taruna Akmil Kol Inf Mochamad Rachmat diikuti para taruna Akmil tingkat I hingga III. Sermatar Aditya kini berada di tingkat III Akmil sedangkan Pratar Ronald tingkat I. "Di mana-mana orang berkeinginan masuk ke sini, tetapi apa yang dilakukan kedua rekan kalian adalah melakukan hal-hal yang melanggar aturan yakni mencuri dan desersi. Itu adalah hal yang tabu dilaksanakan taruna," kata Rachmat. Pemecatan terhadap mereka ditandai dengan pelepasan berbagai atribut taruna yang dipakai Aditya dan Ronald oleh mereka sendiri, sedangkan Danmentar Rachmat menggunting baju taruna di bagian belakang untuk selanjutnya memerintahkan kedua orang itu menggantinya dengan pakaian sipil berupa baju batik dan celana panjang. Ia menjelaskan, pencopotan dilakukan oleh diri mereka sendiri karena simbol dari perilaku mereka yang melanggar aturan taruna, sedangkan pengguntingan baju dilakukan sebagai simbol bahwa mereka tidak boleh lagi menggunakan atribut dan pakaian taruna. Ia menegaskan, sebenarnya upacara pemberhentian secara tidak hormat terhadap taruna tidak perlu terjadi. Tetapi aturan hukum dan berbagai norma yang berlaku di Akmil harus ditegakkan. Ia menjelaskan, aspek kepribadian atau moral merupakan unsur penting untuk menjadi seorang perwira. "Sepintar apapun ilmu yang dimiliki dan sehebat apapun kondisi fisik atau jasmaninya, tetapi bila tidak didukung kualitas moral yang baik, maka orang tersebut tidak akan berguna bagi organisasi TNI AD," katanya. Pada kesempatan itu Rachmat berpesan kepada dua taruna yang dipecat itu agar mengambil pelajaran berharga atas pemberhentian mereka sebagai taruna. "Kejadian ini dapat sebagai pelajaran berharga, untuk introspeksi diri, dan selanjutnya kembali ke masyarakat dengan lembaran hidup dan semangat yang baru. Yakinlah bahwa di usia saudara yang masih muda, dengan segala potensi yang dimiliki, maka bidang kemiliteran bukanlah satu-satunya jalan untuk mencapai keberhasilan dalam menjalani kehidupan kalian," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007