Konstruksi sabuk pantai belum ditetapkan, apakah `hard structure` seperti `giant sea wall`, pemecah ombak seperti yang sudah ada atau mengombinasi dengan struktur di Bali dan Rembang ataukah kombinasi dengan mangrove."
Semarang (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memprioritaskan penanganan limpasan air pasang laut atau rob di wilayah pantai utara Jateng yang telah terjadi selama bertahun-tahun.

"Hampir semua wilayah pantura Jateng mempunyai persoalan kesulitan menanggulangi rob sehingga program pembangunan polder dan sumur retensi di kawasan rob harus dilakukan," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat dihubungi melalui telepon di Semarang, Selasa.

Menurut dia, penanganan rob di suatu area harus dilakukan secara tuntas dan hasilnya direplikasikan ke daerah lain yang mengalami permasalahan serupa.

"Saya sudah mengecek rob di Semarang, pernah ninjau rob di Pekalongan dan rumah-rumah warga banyak yang tergenang, itu sudah berlangsung lama, oleh karena perlu penanganan tuntas," ujarnya.

Pemprov Jateng juga berencana membangun sabuk pantai sepanjang 15 kilometer guna mengatasi abrasi di Kawasan Teluk Semarang dan rob di Kabupaten Demak.

Sabuk pantai itu akan dibangun memanjang dari muara Sungai Kanal Banjir Timur di Kota Semarang hingga muara Sungai Wulan di Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak.

Terkait dengan rencana tersebut, Pemprov Jateng menganggarkan Rp1 miliar pada APBD 2016 guna penyusunan "detail engineering design" sabuk pantai.

Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jawa Tengah Prasetyo Budhi Yuwono saat dihubungi pada kesempatan terpisah mengaku belum menetapkan konstruksi pembangunan sabuk pantai.

"Konstruksi sabuk pantai belum ditetapkan, apakah hard structure seperti giant sea wall, pemecah ombak seperti yang sudah ada atau mengombinasi dengan struktur di Bali dan Rembang ataukah kombinasi dengan mangrove," katanya.

Pewarta: Wisnu Adhi N.
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016