Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total emisi surat utang atau obligasi dan sukuk selama 2016 ini sebanyak 10 emisi dari sembiLan perusahaan senilai Rp17,14 triliun.

Kepala Penilaian Perusahaan I BEI, I Gede Nyoman Yetna dalam siaran pers di Jakarta, Rabu mengemukakan bahwa jumlah itu bertambah seiring dengan dicatatnya obligasi berkelanjutan II Federal International Finance tahap III tahun 2016 yang mulai dicatatkan di BEI pada hari ini (6/4).

Dijelaskan, obligasi Federal International Finance yang dicatatkan di BEI itu senilai Rp3,375 triliun terdiri dari dua seri, yakni seri A (FIFA02ACN3) dengan nilai nominal Rp868 miliar dengan tingkat bunga tetap 8,50 persen per tahun dan jangka waktu 370 hari kalender.

Dan, seri B (FIFA02BCN3) dengan nilai nominal Rp2,507 triliun dengan tingkat bunga tetap 9,15 persen per tahun dan jangka waktu 36 bulan.

"Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk obligasi itu adalah idAAA (triple A) dan dari PT Fitch Ratings Indonesia (Fitch) untuk obligasi adalah AAAidn (triple A). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk," paparnya.

Dijelaskan, dengan pencatatan obligasi Federal International Finance itu, maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 279 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp255,61 triliun dan 100 juta dolar AS, diterbitkan oleh 102 emiten.

Dan, surat berharga negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 92 seri dengan nilai nominal Rp1.535,78 triliun dan 1.040 juta dolar AS dan enam efek beragun aset (EBA) senilai Rp2,15 triliun.

Secara terpisah, Direktur PT Federal International Finance Suhartono mengatakan bahwa pihaknya kembali merencanakan untuk menerbitkan obligasi tahap IV sekitar Rp2,2 triliun pada kuartal II 2016 nanti.

"Target penerbitan obligasi perusahaan sebesar Rp10 triliun, sebelumnya sudah dikeluarkan sebesar Rp3,375 triliun, lalu Rp3,5 triliun dan Rp1,5 triliun, jadi ada sisa sekitar Rp2,2 triliun lagi. Rencana penerbitan obligasi itu akan dikeluarkan pada semester II, namun tergantung kondisi pasar," ujarnya.

Ia mengemukakan bahwa penerbitan obligasi pada semester II tahun 2016 itu salah satunya akan digunakan untuk mendukung target penyaluran pembiayaan kendaraan roda dua.

"Pada tahun 2015, total penyaluran pembiayaan sekitar Rp27,5 triliun, kami ingin tahun ini minimal sebesar Rp30 triliun. Kira-kira naik sekitar 13 persen," paparnya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016