Denpasar (ANTARA News) - Bali hingga kini masih terisolir dari transportasi darat, karena kedua pelabuhan penyeberangan di pintu masuk, baik dari Jawa maupun Nusa Tenggara Barat dinyatakan tertutup akibat cuaca buruk. Kepala Administrator Pelabuhan Padangbai I Made Sudiartha ketika dihubungi ANTARA News, Jumat mengatakan, hingga kini belum mengeluarkan izin berlayar kepada armada penyeberangan karena cuaca belum bersahabat. Ia berharap, cuaca di Selat Lombok bisa segera membaik, sehingga seluruh armada bisa segera kembali beroperasi. Ke sebelas kapal yang melayani jalur Padangbai-Lembar seluruhnya sedang merapat di Lembar. Tidak beroperasinya sebelas kapal sehari penuh itu menyebabkan antrian panjang, kendaraan barang dan penumpang tidak bisa dihindari. Demikian pula aktivitas penyeberangan di Pelabuhan ASDP dan Landing Craft Machine Ketapang - Gilimanuk, Banyuwangi, Jawa Timur, masih ditutup akibat cuaca buruk. Penutupan sementara tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, mengingat cuaca buruk akibat pengaruh Badai Tropis George (BTG) sangat berbahaya yang mengakibatkan ketinggian ombak bisa mencapai lima meter. Dengan penutupan itu sejumlah jadwal penyeberangan dari Jawa ke Bali maupun sebaliknya dalam seharian hingga sekarang masih dihentikan, sehingga antrian panjang baik di Pelabuhan Gilimanuk (Bali) maupun Ketapang (Banyuwangi) tidak bisa dihindari. Sementara Asisten Manager Hukum dan Humas PT Persero Angkasa Pura I Cabang Bandara Ngurah Rai Ahkmad Munir, SH Sit MM mengatakan, cuaca buruk di laut tersebut tidak berpengaruh terhadap cuaca di darat. Semua jenis pesawat yang berangkat dan mendarat di Bandar udara internasional Ngurah Rai, Bali sesuai jadual. Dalam sehari tercatat 167 pergerakan pesawat, baik yang mendarat maupun yang berangkat. Iklim dan cuaca sangat baik, angin yang berembus normal sehingga tidak mempengaruhi jadual penerbangan ke berbagai tujuan, baik dalam maupun luar negeri. Mudah-mudahan cuaca tetap baik, sehingga jadual penerbangan tidak mengalami perubahan," harap Ahmad Munir.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007