Bangkok (ANTARA News) - Polisi Thailand meningkatkan pengamanan setelah dua orang pria beretnis Uighur, China, dari jaringan terorisme asing mengunjungi sebuah pulau untuk berlibur, kata pejabat senior di Bangkok, Sabtu.

Kekhawatiran serangan militan di Asia Tenggara akhir-akhir ini meningkat, khususnya setelah ISIS menyatakan bertanggung jawab atas serangan di Jakarta, ibu kota Indonesia, Januari lalu yang menewaskan delapan orang, termasuk para teroris.

"Pada akhir Maret, dua orang suku Uighur datang ke Phuket dan menginap semalam lalu meninggalkan Thailand," kata Letnan Jenderal Polisi Suchart Teerasawat kepada Reuters menunjuk pulau wisata di pantai menghadap Samudera Hindia, Thailand.

"Dua orang ini memiliki keterkaitan dengan kelompok teroris asing," ujar dia.

Suchart menyatakan polisi tidak memiliki informasi mengenai siapa yang bertemu dua orang Uighur itu atau ke mana mereka pergi selama di pulau itu.

"Kami sedang melakukan investigasi. Setelah tinggal semalam, keduanya melakukan perjalanan ke Malaysia dan Indonesia. Kami tahu mereka akhirnya tertangkap di Indonesia," ujarnya.

Suchart menyatakan pihak berwenang juga sedang menginvestigasi beberapa orang beretnis Chechen menyusul muncul laporan bahwa pekan lalu mereka berada di Phuket.

Pada Kamis (7/4), Menteri Pertahanan Thailand Prawit Wongsuwan memerintahkan pengawasan terhadap para wisatawan Uighur dan Chechen yang mungkin memasuki Thailand dengan menggunakan dokumen perjalanan palsu.

Dua pria warga negara China beretnis Uighur ditangkap tahun lalu atas keterlibatan mereka dalam pengeboman kuil di Bangkok pada 17 Agustus 2015 yang menyebabkan 20 orang tewas. Mereka didakwa atas pembantaian dan kepemilikan bahan peledak.

Pihak berwenang menyebut pemboman itu sebagai aksi balas dendam atas tindakan keras terhadap geng-geng penyelundupan manusia dan bukan serangan teroris.

Warga  Uighur dari wilayah barat jauh China adalah kelompok minoritas muslim yang sebagian di antaranya dituduh China menuduh terlibat dalam aktivitas militan.

Maret lalu, pasukan keamanan Indonesia membunuh dua orang etnis Uighur yang memiliki jaringan dengan kelompok militan Indonesia di Poso. Empat orang etnis Uighur dipenjara di Indonesia tahun lalu setelah mencoba bergabung dengan jaringan yang sama.

China menyatakan etnis Uighur semakin mengancam Indonesia. China dikritik karena dianggap menindas minorita Uighur. Ratusan orang tewas dalam beberapa tahun terakhir dalam kerusuhan di Xinjiang, wilayah barat China, yang banyak dihuni etnis Uighur.

Kemudian, ratusan, bahkan mungkin ribuan, etnis Uighur melarikan diri dari kampung halamannya dengan melakukan perjalanan melalui Asia Tenggara menuju Turki.

Sementara itu, beberapa orang beretnis Chechen dari Rusia diketahui bergabung dengan kelompok militan di Asia Selatan dan Suriah.

Suchart menyatakan empat agen intelijen menunjukkan empat orang Chechen berencana memasuki Thailand bulan lalu, namun dua dari mereka tertangkap di Malaysia sebelum melakukan perjalanan, demikian Reuters.

(M038/M016)



Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016