Ini mendahulukan dialog, karena di mana-mana penyelesaian sandera begitu...
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berusaha keras untuk menyelamatkan 10 warga negara Indonesia yang menjadi sandera kelompok garis keras Abu Sayyaf di Filipina, kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Senin.

"Tentu kita berusaha keras untuk menjaga keselamatan mereka, mudah-mudahan ini bisa cepat selesai," kata Wapres Jusuf Kalla di Kantor Wapres Jakarta.

Saat ini, Pemerintah Indonesia masih terus berkomunikasi dengan Pemerintah Filipina terkait upaya negosiasi guna membebaskan ke-10 sandera tersebut.

"Ya, saya masih bicara dengan Pemerintah Filipina, mudah-mudahan bisa cepat selesai. Selama belum selesai berarti masih (proses negosiasi)," tambahnya.

Wapres menambahkan Pemerintah tidak akan mengeluarkan uang sepeser pun untuk memenuhi tuntutan kelompok tersebut. Namun jika pihak perusahaan tempat para sandera bekerja ingin membayar tebusan, maka Pemerintah tidak dapat melarangnya.

"Pemerintah tidak campur tangan soal itu. Kita tidak tahu soal itu," tukasnya.

Pemerintah masih mengedepankan upaya dialog untuk bernegosiasi dengan kelompok teroris Abu Sayyaf demi mengutamakan faktor kemanusiaan bagi para sandera tersebut.

"Ini mendahulukan dialog, karena di mana-mana penyelesaian sandera begitu, melihat kemungkinan bagaimana baiknya, mendahulukan faktor kemanusiaan. Ada banyak faktor yang dipertimbangkan," katanya.

Kelompok teroris Abu Sayyaf mengaku telah membajak Kapal Tunda Brahma 12 dan Kapal Tongkang Anand 12 saat dalam perjalanannya dari Sungai Puting, Kalimantan Selatan, menuju Batangas, Filipina Selatan.

Pihak pemilik kapal menerima telepon dari seseorang yang mengaku anggota kelompok Abu Sayyaf pada 26 Maret dan mengetahui 10 awak kapal berwarga negara Indonesia telah menjadi korban sandera. 

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016