Paris (ANTARA News) - Setelah perjuangan selama berbulan-bulan menghadapi dinas pendidikan Perancis, sekolah menengah Islam kedua dibuka baru-baru ini untuk pelajar Muslim di kota Lyon di bagian timur negeri itu. Sekolah swasta Al-Kindi, yang diambil dari nama pemikir Arab Abad IX, membuka pintunya untuk sebanyak 20 pelajar yang duduk di kelas enam saja. Beberapa pejabat seperti dikutip dari IINA mengatakan sekolah tersebut akhirnya akan menampung 140 pelajar yang berusia 11 sampai 16 tahun, sehingga menjadikannya sekolah Islam terbesar di Perancis. Bulan lalu, sekolah itu memperoleh izin untuk buka setelah Dewan Pendidikan Menengah Perancis (CSE) menolak keputusan dewan pendidikan Lyon, yang keberatan atas dibukanya sekolah tersebut September lalu, dengan alasan bahwa ada keprihatinan mengenai masalah keamanan. Dewan pendidikan itu juga menyampaikan keprihatinan mengenai surat kepercayaan tentang pengajaran dan manajemen tim di belakang proyek tersebut. Namun CSE menolak keprihatinan dewan itu, demikian antara lain isi laporan yang disiarkan oleh Islamonline.net. "Kami sangat gembira; ini akan meredakan ketegangan. Kehakiman telah memungkinkan kami mencapai kompromi. Kami akan terus seperti ini, dengan sepenuhnya menghormati hukum Republik," kata Rachid Guergour, pemimpin Masjid Lyon, kepada wartawan di luar sekolah tersebut. "Saya akan meneriakkan kemenangan saat saya melihat hasil pelajar kami dalam ujian sekolah menengah! Ini lah hasilnya," kata Hakim Chergui, Wakil Kepala Perhimpunan Al-Kindi --yang bertugas atas proyek itu. Menurut laporan, sekolah tersebut --yang membebani biaya sekitar 1.200 euro per anak setiap tahun-- akan menerima dukungan keuangan dari masyarakat Muslim Perancis dan akan memerlukan biaya operasi sebesar 700.000 euro per tahun. Beberapa pejabat mengatakan sekolah itu akan mengikuti kurikulum Perancis, dengan mata pelajaran pilihan budaya Islam selama dua jam. "Saya sangat kecewa dengan sistem masyarakat. Di sini, pengajaran memiliki kualitas lebih tinggi, dengan tatanan yang lebih baik. Kami berharap ini akan menjadi sekolah elit," kata Tarek Bejaoui, salah satu orang tua murid. Sekolah menengah Islam pertama di Perancis dibuka di Aubervilliers, pinggir timur-laut Paris, pada 2001, dan sekarang memiliki sebanyak 100 murid. Sekolah kedua menyusul pada 2003 di kota Lille di bagian utara negeri tersebut, dan saat ini memiliki 80 murid. Banyak wali murid Muslim di Perancis memilih sekolah Islam swasta karena mereka menjamin bahwa anak mereka memperoleh pelajaran yang memadai tentang Islam. Banyak lagi percaya bahwa sekolah Muslim akan memungkinkan murid perempuan memakai jilbab setelah pemerintah Perancis memberlakukan larangan mengenakan lambang agama pada 2004, termasuk Hijab, di sekolah umum. Islam adalah agama yang berkembang paling cepat di Perancis, yang memiliki warga Muslim terbanyak di Eropa, dengan lebih dari 4,5 juta orang Muslim yang merupakan sebanyak tujuh persen dari seluruh warga di negara itu.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007