Bukittinggi (ANTARA News) - Korban gempa yang bermukim di sepanjang ruas jalan Padang Panjang - Kota Bukittinggi, Sumbar, pasca gempa kini banyak meminta-minta sumbangan pada awak kendaraan umum dan pemilik kendaraan lainnya, sehingga kemacetan lalu lintas tak terelakkan. Pantauan ANTARA saat menelusuri poros jalan itu, Sabtu dan Minggu, menunjukkan peminta sumbangan dari kalangan anak usia remaja itu terlihat pada ruas jalan di Nagari Air Angek dan Koto Baru, bagian jalan menghubungkan Padang Panjang - Kota Bukittinggi. "Bantulah Kami korban Gempa" dan "Mohon Bantuan untuk Korban Gempa" demikian di antaranya tulisan yang terpajang yang ditempelkan pada drum dan diletekkan di tengah ruas jalan. Anak usia muda baik wanita dan pria tak segan-segan menghadang kendaraan yang lewat dan menyodorkan wadah terbuat dari kardus kepada penumpang kendaraan umum dan pribadi. "Lumayan juga, dari kotak ini bisa terkumpul hingga Rp100 ribu per hari," kata seorang wanita usia 20-an ikut meminta bantuan korban gempa itu. Isi kotak mereka itu sebagian besar berisi uang dengan nilai nom,inal Rp1.000. Pada kawasan sepanjang poros jalan Padang - Bukittinggi cukup banyak terlihat bangunan rumah yang retak-retak dan rubuh. Sebagian besar penghuninya masih tidur di dalam tenda di halaman rumahnya. Selain itu, mereka juga terlihat mendirikan tenda pada kawasan terbuka, karena rumahnya sudah tidak layak lagi dihuni. Sementara itu, guncangan dari gempa susulan masih dirasakan dan semakin lemah. "Guncangan gempa susulan masih ada, seperti selama Sabtu, ada dua kali gempa," kata Edi, warga Kota Bukittingi. Kota Padang Panjang, Bukittingi, Tanah Datar, Agam, termasuk daerah terparah, selain Kota Solok dan Kab.Solok diguncang gempa berkekuatan 5,8 - 6,3 SR berkedalaman 33 km pada Selasa (6/3). Guncangan gempa juga merata dirasakan warga di Sumatera Barat. Bantuan dari pemerintah, belum merata disalurkan, seperti diutarakan sejumlah warga di Gunung Rajo dan Batipuah Baruah, Kecamatan Batipuah, Kabupaten Tanah Datar, yang mengaku hingga Sabtu siang belum menerima bantuan beras asal pemerintah. Mereka mengaku hanya menerima bantuan berasal dari sejumlah partai politik, kalangan swasta dan donatur asal Belgia. (*)

Copyright © ANTARA 2007