Bojonegoro (ANTARA News) - Semburan lumpur di Desa Jari, Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, masih menjadi tontonan warga yang datang dari daerah setempat maupun luar daerah, meskipun sudah ada peringatan tentang bahaya gas beracun.

Sekretaris Kecamatan Gondang, Bojonegoro, Basuki, Sabtu, menjelaskan pengunjung yang datang ke lokasi semburan lumpur Jari, semakin meningkat dibandingkan hari-hari sebelumnya.

Bahkan, pengunjungnya datang ke lokasi semburan lumpur dengan berombongan memanfaatkan kendaraan bermotor trail.

"Pagi tadi ada rombongan 25 pengendara trail yang menuju lokasi semburan lumpur Jari," jelas dia.

Menurut dia, garis batas polisi di lokasi semburan lumpur Jari, yang semula hanya berkisar 20 meter persegi, diperlebar menjadi sekitar 40 meter persegi, karena mempertimbangkan faktor keamanan pengunjung.

"Pengunjung tetap saja mendekat ke semburan lumpur. Tapi, tidak ada yang mengalami kejadian pingsan atau lainnya, meskipun dilaporkan ada gas beracunnya," tuturnya.

Di lokasi setempat, lanjut dia, belum dipasang tanda awas bahaya gas beracun dan tanah amblas, sesuai instruksi Bupati Bojonegoro Suyoto.

"Papan bahaya gas beracun belum dipasang," ucapnya.

Seorang anggota Karang Taruna Desa Jari, Kecamatan Gondang, Qodim, menjelaskan karang taruna mulai membuka parkir bagi pengunjung sehari setelah diketahui ada semburan lumpur pada 7 April.

Pengunjungnya, katanya, tidak hanya lokal, tapi juga luar daerah seperti Nganjuk, Lamongan dan Gresik.

"Pengunjung tidak dikenakan biaya masuk lokasi, tapi ongkos parkir kendaraan roda dua Rp2.000," ucapnya.

Di lokasi parkir, karang taruna setempat juga menyediakan minuman, sebab pengunjung harus menempuh perjalanan mendaki dengan berjalan kaki, sejauh 1,5 kilometer dari lokasi parkir sampai di lokasi semburan lumpur.

"Sedikitnya jumlah kendaraan bermotor roda dua yang parkir rata-rata sekitar 150 kendaraan per hari, belum termasuk kendaraan roda empat," jelas dia.

Sesuai laporan Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Bandung bahwa semburan lumpur di Jari, mengandung gas beracun Co2 sebesar 70 persen, H2S (Hidrogen Sulfida) 100 ppm, sedangkan ambang batas yang diperbolehkan 10 ppm.

Selain itu, juga terdeteksi gas So2 (sulfur) sebesar 20 ppm, sedangkan ambang batas yang diperbolehkan 4 ppm, juga ditemukan gas metana, dan hidrokarbon sebesar 14 "Lower Explosive Limit" (LEL).

Dari hasil pengukuran suhu di lokasi semburan mencapai 54 derajat celsius, yang disebabkan adanya letusan lumpur dari perut bumi.

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016