Siak, Riau (ANTARA News) - Sekitar 100 ribu hektare pohon sawit milik petani yang ada di Indonesia setiap tahunnya perlu diremajakan karena usianya yang sudah lebih dari 25 tahun sehingga tak produktif.

"Pemerintah akan komitmen untuk terus melakukan peremajaan pohon sawit yang memang sudah tua. Untuk itu sudah ada dana yang telah disiapkan," kata Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit Bayu Krisnamurthi kepada pers, di Kabupaten Siak, Riau, Rabu.

Hal tersebut dikatakan usai penyerahan dana peremajaan kebun kelapa sawit milik 135 petani yang tergabung dalam KUD Mulus Rahayu binaan Asia Agri.

Dikatakan Bayu, peremajaan pohon sawit yang sudah berusia 25 tahun sangat penting mengingat minyak kelapa sawit selama ini mampu memberikan kesejahteraan petani dan rakyat, selain memberikan devisa nonmigas yang sangat besar.

Menurutnya, usia pohon sawit yang sudah tua mengakibatkan produktivitas menjadi rendah sehingga secepatnya harus diganti jika tak ingin kesejahteraan berkurang dan kehilangan devisa dari sektor perkebunan itu.

"Kelapa sawit adalah sektor unggulan penghasil devisa terbesar bagi perekonomian nasional. Namun pohon berusia lebih 25 tahun perlu diremajakan untuk memastikan produktivitas sesuai kebutuhan industri, kelangsungan industri sawit serta untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat," kata Bayu.

Dikatakan, selama 2016 terdapat tujuh proyek dalam 4.200 hektare perkebunan sawit siap untuk peremajaan, yang sebagian besar berada di Sumatera Selatan dan Riau.

Untuk meremajakan pohon sawit, katanya, BPDP menggandeng pemerintah daerah, pihak swasta, LSM, perbankan hingga perguruan tinggi yang juga membantu mengelola perkebunan sawit berkelanjutan.

Managing Director Asian Agri Kelvin Tio mengatakan, perusahaan dan petani plasma akan terus melakukan program peremajaan pohon sawit.

Dia mengatakan, kemitraan antara perusahaan, pemerintah, masyarakat sudah menjadi suatu model yang baik untuk industri sawit, mengingat memiliki tujuan sama yaitu mensejahterakan petani.

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016