Jakarta (ANTARA News) - Departemen Perhubungan (Dephub) dan Komisi V DPR mendesak PT Angkasa Pura (AP) I segera mengganti radar yang usianya sudah tua demi terjaganya keselamatan penerbangan. "Radar tua memang harus segera diganti karena kinerjanya sudah menurun dan ini bisa membahayakan keselamatan penerbangan," kata Direktur Keselamatan Penerbangan, Dephub, Iink Iskandar saat dihubungi di Jakarta, Senin. Penegasan tersebut terkait dengan molornya tender pengadaan radar baru untuk empat bandara di bawah binaan PT AP I yakni Bandara Juanda Surabaya, Bandara Hasanuddin Makassar, Bandara Samsudin Noor Banjarmasin, hingga tiga tahun. Kualifikasi radar tua sendiri, kata Iink, adalah yang diketahui umur teknisnya 10-15 tahun. Namun, dia tidak merinci apakah yang dimaksud radar tua itu hanya di empat bandara itu atau di sembilan Bandara lainnya di wilayah timur Indonesia, atau 10 bandara lainnya yang dikelola PT Angkasa Pura II di wilayah Indonesia barat. Terkait dengan tender di empat Bandara yang molor hingga tiga tahun itu, Iink menjelaskan dirinya belum tahu secara persis. "Tetapi prinsipnya, hal itu harus segera diselesaikan dan tentu dengan tender bukan penunjukan langsung," katanya. Iink juga mengakui, desakan agar tender radar itu diselesaikan, akhir-akhir ini menguat menyusul terjadinya sejumlah kecelakaan, insiden pesawat udara akhir-akhir ini, terutama di Juanda dan Adi Sucipto beberapa waktu lalu. "Bagaimana pun juga, peran radar dalam keselamatan penerbangan sangat strategis, bahkan bisa dibilang hampir 90 persen," katanya. Komisaris PT AP I, H. Harijogi saat dikonfirmasi, membenarkan pihaknya juga berkali-kali mendesak direksi PT AP I untuk menyelesaikan tender pengadaan radar itu. "Prinsipnya, kita ingin alat itu dalam rangka memberi `share` terhadap aspek keselamatan penerbangan segera dirasakan, termasuk keinginan agar tujuan investasinya tak kadaluwarsa," kata Harijogi yang juga Dirjen Perhubungan Laut, Dephub ini. Ketua Komisi V DPR Ahmad Muqowam meminta PT AP I untuk segera mengganti radar-radar tua. Apalagi saat ini sudah ada tender tapi tidak pernah dikemukakan pemenangnya. "Jika proses tender itu dilakukan dengan benar maka PT AP I jangan ragu atau takut untuk mengumumkan pemenangnya," tambah dia.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007