Surabaya (ANTARA News) - Universitas Hiroshima (Hiroshima University) Jepang menawarkan program doktor (S-3) model baru kepada ITS yang berbasis industri. "Program doktor itu berbasis industri, karena riset dan magang di industri (tahun kedua) akan dibiayai pemerintah Jepang," ujar Direktur International Office Hiroshima University, Prof Dr Keiya Nishida, di Surabaya, Senin. Saat mengunjungi kampus ITS bersama Prof Dr Kumiji Kose, ia menjelaskan pihaknya akan menyiapkan beasiswa S-3 untuk tujuh orang peserta pada setiap tahunnya. "Tapi, beasiswa itu akan diperebutkan semua perguruan tinggi di dunia yang telah memiliki alumni dari Hiroshima University, termasuk di ITS yang memiliki sekitar 21 alumni," kilahnya, didampingi Pj Rektor ITS Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA. Menurut dia, tawaran diberikan kepada ITS juga dimaksudkan untuk menghubungkan kembali para alumni yang berada di ITS dengan almamamter di Hiroshima University, Jepang. "Program doktor yang ditawarkan terbuka untuk bidang ilmu apa saja yang ada di ITS dengan bahasa pengantar, bahasa penyusunan disertasi, dan bahasa perkuliahan selama tiga tahun menggunakan bahasa Inggris," tegasnya. Program doktor model baru yang dimaksud adalah program doktor yang tidak hanya berbasis riset, tapi juga keharusan untuk bisa diaplikasikan di dunia industri. Program itu disebut "Practical Researchers and Engineers Distinguished in Technology Transfer". Menanggapi tawaran itu, Pembantu Rektor III ITS Dr Ir Achmad Jazidie MEng yang juga doktor lulusan Hiroshima University, mengatakan ITS menyambut baik tawaran itu. "Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah ada dosen ITS yang bisa mendapatkan peluang tersebut. Bagi ITS, kerjasama dengan Hiroshima University sudah berlangsung lama, karena di ITS sedikitnya ada 21 orang doktor dan master alumnus sana," ucapnya. Ia menambahkan program doktor model baru itu merupakan yang pertama dan mungkin satu-satunya yang kini mulai dijalankan Jepang, karena disertasi selama ini hanya berdasarkan pada hasil riset dan tidak harus sampai pada bagaimana hasil riset itu diterapkan.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007