Surabaya (ANTARA News) - Secara terus-terang, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Drs H. Taufiequrrachman Ruki SH, mengaku dirinya nakal di masa kecil, bahkan "korupsi" makan kue di kantin sekolahnya. "Waktu kecil, saya nakal. Di kantin, saya makan lima kue, tapi ngaku hanya maka satu kue. Kalau ada mangga tetangga, saya juga tak bisa diam untuk tidak melempar," ucapnya. Usai penandatanganan kerjasama KPK dengan IAIN Sunan Ampel Surabaya (12/3), ia menyatakan bersyukur, karena dirinya cepat sadar akan kenakalannya itu. "Itu termasuk korupsi, tapi untungnya saya cepat sadar. Korupsi itu mirip maksiat yang mencelakakan manusia dan kita sudah merasakannya," ujarnya. Terkait dengan kerjasama dengan IAIN Surabaya, ia mengaku ingin mencetak generasi muda bermental Al-Amin yang takut melakukan korupsi karena ada Allah SWT yang menyaksikan. "Orang jujur itu tidak akan melakukan korupsi, meski orang lain tidak tahu," ujarnya, didampingi Wakil Ketua KPK, Tumpak Hatorangan Panggabean. Pejabat asal Baduy, Banten itu mengakui kerjasama KPK-IAIN itu dilatarbelakangi ketidakmampuan KPK untuk mencegah korupsi. "Saya hanya mampu menangkap koruptor saja, tapi tak bisa mencegah," tuturnya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007