Jakarta (ANTARA News) - Dalam tahun 2006, Rusia telah mengekspor perangkat keras dan persenjataan senilai 8 miliar dolar, demikian diungkapkan Mikhail Dmitriyev, direktur Pelayanan Kerjasama Teknik Militer Federasi Rusia. Ekspor persenjataan pada 2006 mencapai 6,5 miliar dolar, pelayanan militer dan suku cadang 1,5 miliar dolar. Ini diluar perkiraan awal dari ekspor persenjataan yang hanya 6,3 miliar dolar, dibandingkan tahun 2005 yang tercatat 6,226 miliar dolar. Angka 6,5 miliar dolar ini secara resmi telah diumumkan pada awal Februari. Bisnis ekspor persenjataan Rusia semakin membaik setiap bulannya dan memiliki masa depan yang cerah. Angka-angka penjualannya selalu bertambah pada akhir tahun dan akan berubah bila ditambahkan dengan penerimaan yang dihasilkan Rosoboronexport pada bulan Februari. Rekor 8 miliar dolar tidak akan terpecahkan setidaknya hingga tahun depan. Dmitriyev mengatakan nilai dari portofolio kontrak Rosoboronexport mendekati angka 30 miliar dolar. Walaupun tidak semua kontrak-kontrak potensial ini akan terselesaikan, angka ini jelas sekali menunjukkan permintaan yang terus tumbuh atas persenjataan Rusia. Perlengkapan pesawat menguasai sekitar 57% total ekspor senjata di tahun 2006, 39% pada ekspor peralatan angkatan laut, dan sisanya diisi oleh ekspor pertahanan udara dan pelayanan multisistem. "Sangatlah tidak mungkin untuk mencari tahu sistem apa yang dijual dan berapa nilainya karena informasi ini bersifat rahasia. Bagaimanapun juga, Rusia tetap melaporkan ekspor persenjataannya kepada PBB, dimana para ahli militer, termasuk pihak-pihak yang memiliki ketertarikan akan informasi ini, akan dapat belajar lebih rinci lagi beberapa bulan kemudian dari data yang dipublikasikan oleh UN Register of Conventional Arms di media massa," katanya. "Saat ini, kita tahu bahwa salah satu kontrak terbesar di tahun 2006 dihasilkan dari pengiriman tiga pesawat Tu-22M3 Backfire pesanan India, dua pesawat anti kapal selam Il-38SD, dan 13 modul perlengkapan bagi perakitan pesawat tempur Su-30MKI Flanker." China mengimpor satu kapal selam diesel seri 636 dan penghancur seri 956EM, sistem pertahanan udara laut Rif-M (versi ekspor dari S-300FM Fort-M, desain khusus NATO SA-N-20) dan Shtil-1 (SA-N-12 Grizzly) sistem misil permukaan ke udara jarak dekat, sebagaimana 150 misil anti kapal selam dan anti kapal perang lainnya. Namun demikian, kejutan terbesar tahun lalu adalah pengiriman empat pesawat tempur multirole Su-30MK2 Flanker dan 18 helikopter (enam Mi-17B-5 Hip, tiga Mi-172, delapan Mi-35 dan satu Mi-26T Halo), diiringi dengan penjualan perlengkapan bagi pabrik senjata AK-101 dan AK-104 Kalashnikov kepada Venezuela; pengiriman 29 sistem pertahanan udara Tor-1 kepada Iran; dan ekspor dua MiG-29MT Fulcrum ke Algeria. Kesemua hal diatas terjadi ditengah-tengah tekanan Washington dan ancaman sanksi dari Deplu AS atas perusahaan-perusahaan yang bekerja sama dengan Rosoboronexport. Ini menunjukkan bahwa Rusia tidak memulai bermain keras atas serangan Washington, karena Rusia tahu bahwa ini hanyalah bagian dari persaingan yang ketat dalam pasar senjata global. Walaupun telah berhasil membukukan prestasi yang baik dalam beberapa tahun terakhir, Moskow bukanlah pemimpin pasar. Pemimpin yang sudah tidak asing lagi adalah masih AS, yang membukukan penjualan persenjataan dengan nilai 11,5 miliar dolar pada tahun 2005 (belum ada data untuk tahun 2006), diluar dari suku cadang, modul-modul dan pelayanan lain. Urutan berikutnya setelah Rusia, ditempati Perancis, Inggris, Jerman dan Israel. Ekspor terakhir umumnya berupa perangkat sistem pengendali perang, seperti peralatan survey, komunikasi, pencari target dan sistem navigasi, termasuk juga modernisasi persenjataan klien. Dengan kata lain, Israel mengekspor sistem teknologi yang memakan biaya lebih banyak dibandingkan persenjataan biasa. Rusia tertinggal dibelakang negara-negara lain di sektor ini, tetapi, komisi industri militer pemerintah telah bekerja keras untuk menutup celah tersebut. Ini memberikan alasan untuk berharap bahwa sistem persenjataan buatan Rusia ? yang terbaik di dunia dan termasuk murah - akan segera dilengkapi dengan sistem kendali perang yang sebanding.(*)

Pewarta: Viktor Litovkin, RIA Novosti
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007