Kuala Lumpur (ANTARA News) - Perdana Menteri (PM) Malaysia, Abdullah Ahmad Badawi, tidak mengesampingkan adanya pemilihan umum (pemilu) dini, tapi menilai faktor "rasa baik" di antara para pemilih tidak cukup kuat untuk melakukan pemilu itu sekarang. "Kita memiliki banyak pekerjaan untuk dikerjakan. Terdapat perasaan lebih baik diantara rakyat daripada sebelumnya tapi kita ingin lebih meningkatkan perasaan yang lebih baik ini," kata Badawi kepada wartawan seusai pertemuan koalisi berkuasa pada Senin malam. Pemilu tidak akan dilakukan hingga tahun 2009, namun analis politik dan partai oposisi memperkirakan Abdullah bisa menyelenggarakan pemilu dini akhir tahun ini bila ekonomi baranjak naik. Kantor berita resmi Malaysia, Bernama, yang mengutip PM mengatakan, koalisi multi-rasial diperlukan untuk memenuhi janjinya yang dilakukan selama pemilu tahun 2004 lalu. Abdullah memperoleh kemenangan mutlak tahun 2004, berjanji akan memberantas korupsi dan memperkenalkan sebuah pemerintahan yang lebih terbuka setelah 22 tahun dipimpin pendahulunya, Mahathir Muhammad. Upaya anti-korupsi telah melemah dan sikap Abdullah yang sangat toleran terhadap kritik telah memberi para lawan politik kebebasan yang lebih besar untuk menyerang prestasinya selama tiga tahun terakhir. Mahathir juga berbalik menyerang dia dengan menaburkan benih kurang simpatik di dalam partainya. Abdullah kini mengharapkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, yang sebagian didorong rencana pengeluaran pemerintah sebesar 54 miliar dolar AS selama lima tahun yang dia umumkan pada Maret 2006. Bank Sentral mengatakan, rencana itu harus dimulai untuk membantu peningkatan ekonomi awal tahun ini, demikian laporan Reuters. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007