Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) optimis rupiah akan kembali menguat terhadap dolar AS, didukung investor Jepang dan hedge fund yang menurut rencana akan membeli aset yang besar, meski rupiah saat ini terpuruk hingga mencapai Rp9.250 per dolar AS. "Pembelian aset di Jepang dengan yen dan Swiss Francs akan mendorong yen menguat dan memicu pasar uang Indonesia, khususnya rupiah, kembali membaik," kata Deputi Gubernur BI, Aslim Tajuddin, di Jakarta, Rabu. Menurut dia, para investor Jepang dan dana lindung (hedge fund) akan menanamkan dananya di `Emerging Market" yang return-nya tinggi, seperti rupiah dan won, Korea Selatan. Investor Jepang dan hedge fund biasanya disebut `Risk Taker` (pengambil risiko), mereka saat ini menahan risiko dengan menjual rupiah dan peso yang kemudian dikembalikan ke dolar, namun pada akhirnya mereka akan kembali membeli yen dan Swiss Francs, katanya. Aslim mengemukakan kegiatan pasar seperti itu diperkirakan akan berhenti dan tidak akan bergejolak, kalau faktor "reverse carry trade"-nya sudah selesai. Jadi kelemahan rupiah diperkirakan hanya sementara dan pada akhir bulan ini akan kembali menguat, katanya. Ditanya apakah rupiah bisa kembali di level Rp9.100 per dolar AS, menurut dia, ada faktor lain yang harus diperhatikan yaitu inflasi dan membaiknya sektor riil. Apabila laju inflasi Maret 2007 minimal sama dengan Februari, atau bahkan lebih baik, maka pergerakan rupiah akan terus menguat terhadap dolar AS. Apalagi bencana alam hanya terjadi di daerah tertentu saja dan dengan membaiknya harga beras akibat lancarnya distribusi, maka peluang rupiah untuk menguat sangat besar, katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007