Jakarta (ANTARA News) - Jatuhnya sebagian besar bursa regional menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) mengalami pelemahan sebesar 1,95 persen pada perdagangan Rabu. IHSG ditutup anjlok 35,118 poin menjadi 1.762,284 dan indeks LQ45 melemah 8,502 poin atau 2,23 persen ke level 372,918. Volume perdagangan mencapai 1,883 miliar saham dengan nilai Rp1,876 triliun dari 27.529 kali transaksi. Analis Riset PT Reliance Sekuritas, Muhammad Karim, kepada ANTARA News mengatakan, pelemahan indeks lebih didorong oleh jatuhnya sebagian bursa regional karena mengikuti melortnya bursa AS. Bahkan, kata Karim, anjloknya Bursa AS ini telah mendorong penurunan di hampir semua bursa global yang disebabkan kekecewaan terhadap data ekonomi di AS serta permasalahan terhadap `sub-prime lending` AS memicu pasar global koreksi cukup dalam. Hal tersebut juga mendorong pelaku pasar untuk melakukan aksi jual. Penurunan yang besar di Wall Street tadi malam, dimana Dow Jones Industrial turun 1,97 persen setelah data menunjukkan tunggakan kredit kepemilikan rumah di AS meningkat telah menggiring bursa di kawasan Asia, seperti Tokyo dan Hongkong berjatuhan. Indeks utama Bursa Efek Tokyo (TSE), Nikkei-225 jatuh 501,94 poin atau 2,92 persen menjadi 16.676,89 dan Indeks Utama Hongkong, Hang Seng terjun 529,02 poin atau 2,74 persen ke posisi 18.804,11. Pada perdagangan Rabu ini, saham yang turun mendominasi pasar mencapai 132 jenis dibanding yang naik 24 dan 42 tidak bergerak harganya. Penurunan indeks dipimpin oleh merosotnya hampir semua saham unggulan, seperti Tambang Timah (TINS), Bank Mandiri (BMRI), Aneka Tambang (ANTM), Telkom (TLKM), Astra Internasional (ASII) dan Perusahaan Gas Negara (PGAS). Saham TINS terkoreksi Rp300 menjadi Rp10.400, BMRI melorot Rp125 ke posisi Rp2.425, ANTM anjlok Rp250 di harga Rp10.050, TLKM turun Rp200 menjadi Rp9.200, ASII jatuh Rp350 di Rp13.900 dan PGAS terjun Rp250 ke Rp9.150. Sementara itu, saham Bumi Resources (BUMI) naik sendirian dan Bank Danamon tak bergerak harganya. BUMI menguat Rp10 menjadi Rp1.160 dan BDMN tertahan di harga Rp5.900. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007