Jakarta (ANTARA News) - Laba bersih setelah pajak PT Bank Lippo Tbk (LB) pada 2006 sebesar Rp507 miliar atau naik 23 persen dari Rp412 miliar pada 2005, demikian laporan keuangan bank tersebut di Jakarta, Rabu. Pencapain itu didorong pencapaian "Net Interest Margin" (margin bunga bersih) yang kuat sebesar tujuh persen serta perbaikan "cost to income ratio" (rasio biaya terhadap pendapatan) menjadi 55 persen (tidak termasuk beban biaya pensiun dini sukarela). Sementara laba operasional LB pada 2006 mencapai Rp901 miliar, naik 50 persen dibanding Rp602 miliar di tahun 2005. Kenaikan ini dipicu oleh pendapatan bunga bersih yang tumbuh pesat sebesar 35 persen secara "year on year" (12 bulan) ke Rp1.647 miliar dan pendapatan operasional lainnya naik 36 persen menjadi Rp702 miliar. Mengenai pertumbuhan kredit, Direktur Keuangan LippoBank Gottfried Tampubolon, mengatakan, LB mencatat pertumbuhan 47 persen menjadi Rp11,9 triliun. Pertumbuhan berasal dari kombinasi pertumbuhan kredit konsumer yang naik 88 persen menjadi Rp2,9 triliun dan kredit komersial yang naik 39 persen menjadi Rp5,4 persen. Sedangkan kredit bermasalah 2,0 persen pada 2006 dibanding 1,8 persen pada 2005. Dana pihak ketiga (DPK) tumbuh enam persen menjadi Rp26,7 triliun yang didominasi oleh rekening giro dan tabungan (yang berbiaya rendah) sebesar 67 persen. Pertumbuhan kredit yang melebihi menyebabkan rasio kredit terhadap simpanan (LDR) naik menjadi 45 persen pada 2006 dari 32 persen pada tahun sebelumnya. Gottfried mengatakan, pada tahun 2007 banknya berupaya agar jumlah kredit lebih besar dibanding yang disimpan di Sertifikat Bank Indonesia maupun Surat Utang Negara (SUN). Ia mengatakan, sebenarnya perbankan tidak senang jika terlalu banyak menyimpan dana di SBI atau SUN karena berarti kehilangan kesempatan untuk mendapatkan bunga yang lebih tinggi. Perbankan tidak akan ragu memberikan kredit kepada sektor riil yang "bankable" (layak secara perbankan), katanya. Jumlah aktiva LB pada 2006 mencapai Rp33,4 triliun, naik 15 persen dibanding 2005. Ekuitas juga naik 28 persen menjadi Rp3,4 triliun pada 2006. Pada 2007, katanya, fokus LB adalah melanjutkan perbaikan dalam efisiensi operasional dengan mengubah proses-proses internal, serta mempertajam upaya pengelolaan SDM melalui pelatihan dan pengembangan bakat. LB juga terus memperkuat kapabilitas kredit dalam segmen konsumer dan UKM/komersial. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007