Raipur, India (ANTARA News) - Kelompok Maoist menewaskan 50 petugas kepolisian dalam serangan terhadap pos keamanan hutan di India tengah, kata seorang pejabat setempat, Kamis. Sekelompok besar pemberontak melemparkan granat, bom molotov dan melakukan penembakan tanpa pandang bulu terhadap pos di desa Rani Bodli, di negara bagian Chhattisgarh, ujar pejabat tersebut. Serangan ini termasuk di antara serangan terburuk yang dilakukan oleh pemberontak, yang menguasai 10 dari 16 distrik di negara-negara bagian, dan dijuluki sebagai ancaman terbesar bagi keamanan dalam negeri, demikian laporan AFP. "Limapuluh polisi telah tewas, termasuk pejabat-pejabat polisi khusus dan personil polisi negara bagian," kata K.R. Pisda, pejabat pemerintah di daerah di mana dalam semalam terjadi serangan di beberapa tempat. Menurut kantor berita India (PTI), sedikitnya 40 polisi tewas. Sedangkan laporan-laporan media lain menyatakan 60 orang. Menteri dalam negeri Ram Vichar Netam mengatakan, jalan masuk ke daerah tersebut sangat sulit akibat penambangan berat yang dilakukan oleh pemberontak. "Beberapa jenazah dan senjata berceceran di lokasi itu," kata R.K. Vij, pejabat senior polisi. Pemberontak Maoist mengatakan, mereka bertempur untuk mendapatkan hak-hak suku terasing dan petani tanpa tanah yang diabaikan. Puluhan ribu rakyat terlantar di Chhattisgarh dan sekarang tinggal di tende-tenda perlindungan, pada saat pasukan anti-pemberontakan India belakukan operasi di seluruh pelosok negara. Pemberontak juga melakukan operasi di 14 dari 29 negara bagian lainnya. Pada 4 Maret, anggota parlemen terkemuka, Sunil Mahto, ditembak tewas oleh pemberontak Maoist di negara tetangga Jharkhand. Untuk pertama kalinya anggota gerilyawan dikaitkan dengan pembunuhan politisi. Para pejabat juga mengatakan, bahwa pemberontak di Maoist, India, yang ditarik mundur lebih dari empat dasawarsa, sekarang mengancam sejumlah banyak irang di India timur, tengah dan selatan. Tahun lalu, Perdana Menteri Manmohan Singh disebut Maoist sebagai ancaman terbesar yang mengancam keamanan internal. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007