Semua Puskesmas di Lebak melayani Pospindu untuk deteksi dini bagi penderita penyakit tidak menular (PTM) agar bisa dikendalikan melalui pengobatan,"
Lebak (ANTARA News) - Masyarakat Kabupaten Lebak, Provinsi Banten diimbau dapat melakukan pencegahan penyakit diabetes melitus melalui deteksi dini pelayanan kesehatan dasar pos pembinaan terpadu (Pospindu) Puskesmas setempat.

"Semua Puskesmas di Lebak melayani Pospindu untuk deteksi dini bagi penderita penyakit tidak menular (PTM) agar bisa dikendalikan melalui pengobatan," kata Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullah saat melakukan pemantauan pelayanan Pospindu di Rangkasbitung, Minggu.

Penderita diabetes di Kabupaten Lebak cenderung meningkat, bahkan tahun 2015 pengunjung RSUD Rangkasbitung tercatat 5.000 penderita.

Mereka para penderita diabetes melitus itu, di antaranya sudah mengalami berbagai komplikasi.

Untuk itu, masyarakat harus berinisiatif untuk mendeteksi dini penyakit diabetes sebagai bentuk pencegahan.

Sebab, penyakit diabetes merupakan penyakit progresif yang akan tambah berbahaya apabila terlambat dideteksi.

Penyakit diabetes masuk jenis penyakit yang tidak bisa disembuhkan, namun dapat dikendalikan kadar gula darah untuk memperpanjang masa hidup dan memperbaiki kualitas hidup pengidapnya.

"Kami minta masyarakat dapat mendatangi Pospindu untuk deteksi dini penyakit diabetes sebagai bentuk pencegahan," katanya.

Menurut dia, pengobatan diabetes melitus pada tahap yang paling ringan lebih efektif dengan mengubah pola hidup menjadi pola hidup sehat.

Namun sebaliknya, jika sudah mengalami berbagai komplikasi maka akan lebih banyak obat yang diberikan.

"Kami minta penderita diabetes tahap ringan cukup mengubah pola hidup sehat dengan berolahraga serta mengatur pola makan," katanya.

Menurut dia, penderita kencing manis tersebut berdampak terhadap rendah produktivitasnya juga kematian.

Bahkan, anggota keluarga menjual rumah, perabotan rumah tangga hingga tanah guna membiayai pengobatan diabetes tersebut.

"Biaya pengobatan daibetes itu cukup mahal dan membebani ekonomi keluarga," katanya.

Saat ini, ujar dia, masyarakat Kabupaten Lebak yang teridentifikasi menderita diabetes melitus sekitar 5.000 orang.

Dari jumlah 5.000 orang itu berdasarkan penderita mengunjungi pengobatan rawat jalan di 42 Puskesmas.

"Kami minta warga dapat mencegah diabetes,meski di Lebak masih di bawah 10 persen dari jumlah penduduk 1,2 juta dan belum mengkhawatirkan,tetapi perlu kewaspadaan," ujarnya menjelaskan.

Berdasarkan data Kemenkes 2008-2014 kasus PTM cukup tinggi angka kematian, seperti penyakit diabetes melitus meningkat 1,1 persen menjadi 2,1 persen; hipertensi dari 7,6 persen menjadi 9,5 persen; dan stroke dari 8,3 persen menjadi 12,1 persen.

"Kami berharap warga yang terkena diabetes yang sudah komplikasi agar rutin melakukan pemeriksaan kesehatan baik Puskesmas maupun Rumah Sakit," katanya.

Ia menyebutkan, penyebab diabetes tersebut akibat budaya tidak sehat, seperti mengkonsumsi makanan instan, makanan yang mengandung kolestoral juga merokok aktif.

Ia mengajak masyarakat membiasakan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan makanan yang bermutu juga berolahraga untuk mencegah penyakit tidak menular.

"Kami yakin dengan PHBS dan berolahraga bisa menghindari diabetes," katanya.

Pewarta: Mansyur
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016