Balikpapan (ANTARA News) - Sekira 2.000 umat Hindu Bali di Balikpapan melaksanakan upacara Pengerupukan yang merupakan rangkaian Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1929 di pura Giri Jaya Natha di Balikpapan, Minggu malam. "Seluruh umat Hindu mengadakan acara pengerupukan atau Bhuta Yadnya, untuk menghilangkan unsur-unsur kejahatan yang merusak kesejahteraan dan kedamaian umat manusia," kata I Nengah Kayun Widyartana, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Kota Balikpapan. Upacara ritual itu merupakan ibadah menuju pergantian Tahun Saka 1929 agar umat membersihkan diri dan berguna bagi kebersihan alam . Sebelum melakukan persembahyangan, mereka terlebih dahulu berkeliling sekitar Pura Giri Jaya Natha. Empat macam rangkaian yang harus dibersihkan itu, adalah unsur api, angin, bumi dan air yang merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia yang harus disucikan. Hari raya Nyepi jatuh sehari sesudah Tileming IX (Ke Sanga) pada tanggal 1 Sasih X pada Senin (19/3). "Di sini Umat Hindu melakukan Catur Brata Penyepian," kata I Nengah Kayun. Umat Hindu wajib menjalani selama 24 jam dengan melakukan Catur Brata, yaitu Amati Geni, Amati Karya, Amati Lelanguan dan Amati Lelungoan. "Hari Raya Nyepi pada intinya mempunyai makna untuk penyucian diri dengan melakukan tapa, yoga, semedi atau meditasi untuk berbhakti dengan memuja kebesar Tuhan Yang Maha Kuasa," kata I Nengah Kayun. Kegiatan itu juga untuk intropeksi diri mengenai kebaikan-kebaikan sudah dilakukan serta keburukan yang sudah dihindarkan. "Hal itu sesuai tujuan kehidupan tercapainya kebahagiaan dunia dan akhirat. Selain hari raya Nyepi juga sebagai sarana peningkatan iman dan bakti kepada Tuhan Yang Maha Esa," katanya. Setelah melakukan Catur Brata Penyepian diharapkan adanya pembersihan batin dari segala dosa serta menerima anugerah kekuatan dan sinar baru untuk perjuangan selanjutnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007