Jakarta (ANTARA News) - Peran Pemerintah Daerah dan swasta menjadi faktor pendukung penting bagi tercapainya target produksi tambahan sebanyak dua juta ton beras pada tahun ini. "Pelaksanan pembangunan pertanian sudah termasuk kegiatan yang diotonomikan sesuai dengan Undang-undang Otonomi Daerah. Jadi sebenarnya tanggung jawab pelaksanaannya ada di tingkat daerah," kata Sekertaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Departemen Pertanian, Undhoro Kasih Anggoro, di Jakarta, Minggu. Dengan demikian, menurut Anggoro, harus ada komitmen yang serius dari Pemda agar pembangunan pertanian dapat ditindak lanjuti di tingkat awal. Dia mengatakan rencana penambahan produksi beras sebanyak dua juta ton pada 2007 ini berarti harus meningkatkan produksi gabah kering giling (GKG) sebesar 58,18 juta ton. Jika melihat kondisi data tahun seri yang mencapai 4,6 ton per hektar dan di tingkat "demontration farm" dapat menghasilkan 7 hingga 9 ton per hektar, maka angka tersebut seharusnya tercapai. "Sekarang tinggal menyelesaikan masalah yang ada di lapangan untuk mencapai angka tersebut," ujar dia. Menurut Advisor Pertanian Hilma Maizir, pencapaian dua juta ton beras tidak mudah. Peran swasta sangat diperlukan untuk bersama-sama mencapai angka yang ditargetkan. Hilma mengatakan dari segi pembibitan, saat ini telah dikembangkan bibit padi hibrida yang dapat menghasilkan gabah sebanyak 12 ton gabah per hektar. Namun, menurut dia, tetap saja diperlukan perlakuan swasta yang menganggap pengembangan beras ini sama menguntungkannya dengan pengembangan tanaman lainnya. Dia mengatakan sudah ada uji coba bibit padi hibrida di 20 lokasi di tanah air. Hasilnya memang belum dapat maksimal menghasilkan 12 ton per hekter, tetapi sudah mencapai angka 8 ton per hektar. "Perlu ada pengawasan dan penyuluhan sehingga petani benar-benar dapat mengadopsi teknologi yang ditetapkan untuk hasil yang maksimal," ujar dia. Hal lain yang ditegaskan Hilma adalah masalah pengeluaran subsidi pupuk yang sudah diserahkan ke tiap-tiap daerah harus benar-benar tersalurkan. Sementara itu, Akademisi Institut Pertanian Bogor Dr Sugianta mengatakan, dari uji coba yang telah dilakukan sebelumnya dengan mengadopsi 30 persen dari teknologi pertanian yang ada dapat menghasilkan paling tidak 6 ton gabah per hektar. Selain itu, dia mengatakan, niat Pemerintah ingin membagikan benih gratis untuk empat juta hektar sawah atau 110 ribu ton padi akan sulit. "Saat ini benih pemerintah ada 22 ribu ton dan di Sang Hyang ada 30 ribu ton. Jumlahnya kurang dari 50 persen," katanya. Menurut dia, untuk dapat menghasilkan bibit dengan mutu baik dalam waktu singkat, banyak hal yang harus disiapkan. Pekerjaan tersebut tidak semudah memproduksi beras untuk konsumsi. Selain harus ada "foundationship" yang benar, pupuk yang cukup, perbaikan irigasi dalam waktu singkat, hujan buatan yang tidak terkendala anggaran, tentu menjadi hal yang perlu dipertimbangkan, ujar dia. (*)

Copyright © ANTARA 2007