Paris (ANTARA News) - Pencetak gol terbanyak Liga Prancis Karim Benzema menuding pelatih Didier Deschamps melakukan politik rasisme dalam pemilihan pemain skuad Les Blues dalam ajang Piala Eropa 2016.

Tudingan itu terarah kepada Deschamps lantaran Benzema terdepak dari skuad Prancis, sebagaimana dikutip dari laman  France 24.

Striker yang membela Real Madrid itu - yang pernah diperiksa lantaran dituding terlibat dalam pembuatan video porno - menuding bahwa Deschamps mencoret dirinya karena pertimbangan faktor keturunan.

Benzema merupakan warganegara Prancis keturunan Aljazair. Komentar serupa dilontarkan oleh legenda sepak bola Prancis Eric Cantona pada pekan lalu yang menyebutkan bahwa Deschamps menyingkirkan Benzama dan Hatem Ben Arfa karena kedua berasal dari Afrika Utara. Tudingan ini berbuntut kepada kasus hukum.

Benzema yang kini berusia 28 tahun berkata kepada harian Spanyol Marca bahwa Deschamps "mempraktekkan politik rasisme Prancis" dalam memilih pemain bagi skuad Prancis  bagi Piala Eropa 2016.

"Saya tidak tahu apakah keputusan ini justru berakibat negatif bagi Didier, karena saya mengenal betul siapa dia, siapa presiden (Federasi Sepak Bola Prancis, Noel Le  Graet)," katanya.

Benzema terkena suspensi dari sejumlah laga berskala internasional pada Desember karena terindikasi terkena kasus hukum. Ia terlibat dalam aksi menyudutkan rekan satu timnya Mathieu Valbuena atas kasus video porno.

Benzema menghadapi ancaman penjara lima tahun jika memang terbukti bersalah dalam kasus itu.

"Dalam tataran hukum, saya masih belum terbukti bersalah. Mereka harus menunggu sampai hukum mengeluarkan keputusan," katanya.   

 

Penerjemah: AA Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016