Baghdad (ANTARA News) - Irak, Selasa menjelang subuh, melaksanakan hukuman mati terhadap mantan wakil presiden era Saddam Hussein, Taha Yassin Ramadan, saat negara itu memperingati empat tahun serbuan pasukan pimpinan Amerika Serikat yang menggulingkan diktator tersebut. "Ramadan digantung pukul 03:05 dinihari (07:05 WIB) hari ini," kata seorang petinggi kantor perdana menteri Nuri al-Maliki kepada AFP. Ramadan adalah orang ke-4 yang digantung dalam kasus kejahatan terhadap kemanusiaan dengan membantai 148 warga Syiah asal kota kecil Dujail setelah Saddam Hussein lolos dari percobaan pembunuhan pada 1982. "Pelaksanaan hukuman mati itu berjalan lancar dan tanpa pelanggaran," kata pejabat tersebut, setelah dunia internasional geram terhadap cara hukuman gantung terhadap Saddam dan para mantan kaki tangannya. Dia mengemukakan utusan dari kantor perdana menteri dan departemen kehakiman, hadir dalam eksekusi itu bersama seorang dokter, seorang jaksa, seorang hakim dan seorang pembela Ramadan. Pada Februari, ketika menjalani persidangan, Ramadan meneriakkan "Saya bersumpah demi Allah bahwa saya tidak bersalah. Biarlah Allah membantuku. Biarlah Allah membalas semua orang yang menzalimi saya." Pada November, dia divonis hukuman penjara seumur hidup namun jaksa naik banding dengan tuntutan terpidana harus digantung. Ramadan ditangkap oleh petempur Kurdi di Mosul, Irak utara, pada Agustus 2003 dan diserahkan kepada pasukan Amerika Serikat. Pada 1970, dia membentuk "Tentara Rakyat", yang merupakan sayap bersenjata Partai Baath, dan dia adalah anggota Dewan Komando Revolusioner, kekuasaan tertinggi di bawah Saddam. Tentara Rakyat diduga menangkap para tersangka dan menyerahkan mereka ke pihak keamanan Irak serta intelijen, menyusul gagalnya percobaan pembunuhan terhadap Saddam di Dujail pada 1982. Sesudah serangan itu, 148 warga desa ditangkap dan tidak pernah terlihat lagi. (*)

Copyright © ANTARA 2007