Yogyakarta (ANTARA News) - PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi aksi pelemparan kereta api selama Ramadan yang biasanya dilakukan oleh anak-anak tanpa tujuan jelas.

"Biasanya, selama Ramadan akan banyak anak-anak yang bermain di sekitar rel usai sahur atau saat menunggu berbuka puasa. Karena iseng, mereka terkadang melempari kereta," kata Manajer Humas PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakart Eko Budianto di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut Eko, PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta tidak segan-segan untuk bertindak tegas terhadap pelaku pelemparan kereta karena aksi tersebut sangat membahayakan perjalanan kereta, penumpang dan masinis.

Pada Jumat (3/6), petugas PT KAI Daop VI Yogyakarta menangkap tiga pelaku pelemparan batu ke kereta Bengawan di lintasan Stasiun Sentolo dan Stasiun Rewulu. Ketiga pelaku diketahui masih tercatat sebagai siswa SMP.

"Saat mengetahui ada tindakan pelemparan, masinis langsung melapor dan berkoordinasi dengan satpam di Stasiun Rewulu. Unit pengamanan Daop VI langsung bergerak dan menangkap tiga pelaku," katanya.

Ketiganya kemudian diberikan pembinaan dengan didampingi oleh orang tua masing-masing karena masih di bawah umur. Jika pelaku sudah berusia dewasa, maka akan dikenai sanksi pidana.

"Anak-anak itu diketahui melempar kereta hanya untuk iseng saja. Bagaimanapun juga, tindakan tersebut membahayakan," katanya.

Sebelumnya, aksi pelemparan batu pernah menelan korban yaitu asisten masinis kereta Progo relasi Pasar Senen-Lempuyangan Danang Romadhoni pada Oktober 2015.

Danang menderita luka parah pada mata dan pelipis kanan akibat terkena batu dan tertancap pecahan kaca. Akibatnya, mata Danang buta.

Saat ini, PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta sudah membentuk tim penyuluh yang bertugas melakukan tindakan preventif untuk mencegah aksi pelemparan batu ke kereta.

Selain itu, PT KAI juga memiliki tim khusus untuk menindak atau menangkap oknum pelempar baru dengan melakukan penyamaran dan penjagaan di sepanjang lintasan kereta api, terutama di titik rawan aksi pelemparan.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016