Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Utama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Syahrial Loethan, mengungkapkan bahwa kasus tarik ulur tanah milik PT Pelindo yang akan digunakan sebagai lahan proyek akses Tanjung Priok dianggap selesai dengan adanya kesepakatan tentang desain pengamanan di lahan tersebut. "Desainnya sudah dibuat, seperti semacam katup-katup pengaman. Nah, meski dia nanti dekat dengan jalan raya, nanti akan dipasang kamera dan sensor-sensor sensitifitas dan lain-lain. Begitu nanti desain keamanannya," kata Syahrial di Jakarta, Selasa. Dia menjelaskan, pihaknya mengerti kekhawatiran Pelindo tentang keamanan wilayah tersebut jika tanah Pelindo kemudian digunakan sebagai lahan proyek jalan tol yang artinya akan terbuka bagi umum. "Aspek yang paling krusial yang harus dipertimbangkan adalah kalau terlalu dekat dengan umum, keamanannya tidak terjamin. Misalnya, bandara di sebelahnya pasar, maka teroris akan mudah masuk," katanya Desain keamanan tersebut, menurut dia, mutlak diperlukan untuk mengantisipasi kemungkinan penolakan ekspor dan impor produk Indonesia oleh negara yang sensitif akan terorisme seperti AS dan Jepang. Bahkan, Syahrial mengungkapkan, pihaknya tetap optimistis proyek akses Priok itu akan selesai sesuai dengan target, yaitu pada 2010 mengingat proyek itu dibiayai pinjaman luar negeri dan jika terhambat akan ada konsekuensi fiskal. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007