Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada perdagangan Rabu ditutup naik tipis senilai 0,21 persen, karena dibatasi oleh aksi ambil untung (profit taking) sektor pertambangan. IHSG ditutup naik 3,814 poin menjadi 1.779,237 dan indeks LQ45 menguat 0,620 poin atau 0,16 persen ke level 377,403. Transaksi mencapai 2,447 miliar saham dengan nilai Rp1,741 triliun dari 30.584 kali transaksi. Analis Riset PT BNI Securities, Fendi Susianto, kepada ANTARA News, Rabu, mengatakan bahwa melemahnya sektor pertambangan membuat indeks BEJ tertahan kenaikannya. "Sebenarnya dari dalam negeri maupun global tidak ada masalah yang menghambat pergerakan indeks, namun dengan melemahnya sektor pertambangan telah membuat kenaikan indeks terbatas," jelasnya. Indeks sektor pertambangan (Mining) mengalami koreksi 26,119 poin atau 2,03 persen menjadi 1.257,928. Penurunan sektor ini lebih disebabkan oleh melorotnya saham Aneka Tambang (ANTM), Internasional Nickel (INCO) dan Tambang Timah (TINS). Menurut Fendi, turunnya saham ini lebih banyak aksi `profit taking`, walaupun harga nikel di pasar dunia turun, namun tidak terlalu signifikan. Saham ANTM turun Rp200 menjadi Rp11.100, INCO melemah Rp2.300 ke posisi Rp47.700 dan TINS melorot Rp300 ke harga Rp11.900. Selain itu, ia menilai, pasar juga masih menunggu keputusan The Fed, bank sentral AS, yang akan memutuskan suku bunganya dan berkomentar tentang pandangan ekonomi ke depan nanti malam. Sementara itu, kenaikan indeks lebih disebabkan menguatnya saham saham Astra Internasional (ASII) yang diikuti saham Truba Alam Manunggal (TRUB), Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Danamon. Saham ASII terdorong Rp200 menjadi Rp13.300, TRUB terangkat Rp20 ke level Rp850, BMRI terdongkrak Rp25 ke Rp2.425 dan BDMN menguat Rp300 di posisi Rp6.350. Pada perdagangan Rabu didominasi oleh pergerakan saham yang naik dibanding yang turun, dimana 95 lawan 53, sedangkan 55 bergerak mendatar. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007