Jenewa (ANTARA News) - Seorang teknisi komputer pada kantor firma hukum pusat bocoran Naskah Panama di Jenewa ditahan beberapa hari lalu atas dugaan memindahkan sejumlah besar data baru-baru ini, kata harian Swiss "Le Temps", Rabu.

Surat kabar itu mengutip keterangan sumber dekat dengan perkara ini.

Juru bicara kantor jaksa Jenewa memastikan kepada Reuters bahwa mereka memulai penyelidikan menyusul pengaduan pidana oleh firma hukum Mossack Fonseca. Namun ia menolak menanggapi lebih jauh.

Mossack Fonseca yang bermarkas di Panama dan spesialis pembentukan perusahaan di kawasan bebas pajak di luar negeri, membantah melakukan tindakan salah dan mengatakan bahwa mereka adalah korban peretasan data.

Dalam pernyataan Rabu malam, Mossack Fonseca mengajukan pengaduan di beberapa tempat terhadap yang mungkin terlibat dalam pembobolan datanya.

"Kami yakin bahwa pihak berwenang di setiap negara ini akan melaksanakan proses ini secara transparan dan efektif dalam setiap kasus," katanya.

Harian ini mengatakan tersangka yang ditahan di Jenewa membantah melakukan kesalahan namun dituduh mencuri data, akses tanpa izin dan melanggar kepercayaan, menyusul aduan yang diajukan Mossack Fonseca.

Harian itu melaporkan tidak ada bukti pria yang ditahan bertanggung jawab atas kebocoran besar-besaran Dokumen Panama pada April yang mempermalukan beberapa pemimpin dunia dan menjadikan perusahaan-perusahaan di surga pajak menjadi sorotan.

Harian itu melaporkan bahwa jaksa telah menggeledah kantor perusahaan itu dan menyita perlengkapan komputer serta melakukan pengecekan untuk melihat kemungkinan tersangka telah mencuri data dan jika benar, berapa banyak dan kapan data itu dicuri.

Juru bicara jaksa menolak mengomentari informasi tersebut.

Kantor jaksa Jenewa memulai penyelidikan pidana awal April lalu, tak lama setelah bocoran yang mengungkap banyak perusahaan di kawasan bebas pajak didirikan oleh para pengacara dan institusi-institusi di pusat keuangan Swiss ini, demikian Reuters.

(S022/B002)


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016