... baik-baik saja. Mereka hanya sangat bersemangat. Sepanjang hal itu tetap seperti itu, tidak masalah...
Lille, Prancis (ANTARA News) - Para pendukung Inggris berendam di air mancur publik sambil minum bir pada Kamis sore, di kota utara Prancis, Lille, untuk merayakan kemenangan timnya atas Wales, di Lens, di mana hanya ada sedikit tanda tensi dibanding malam-malam sebelumnya.

Diibaratkan ini adalah "Perang Britania" alias War of Britain. 

Polisi harus berurusan dengan kekerasan yang membuat Inggris dan Rusia terancam diskors dari turnamen, dan menggunakan gas air mata, Rabu, untuk membubarkan para penggemar Inggris di Lille.

Namun pada Kamis, para pendukung kembali dari Lens sambil bernyanyi dan bermain bola saat mereka keluar dari stasiun Lille. Turunnya hujan selama beberapa kali juga membantu mendinginkan situasi.

Fotografer Reuters melihat polisi menahan sekelompok penggemar yang berkelahi di Lille. Meski demikian, secara umum polisi tidak harus bekerja keras sambil memonitor lokasi yang menjadi titik kumpul pada beberapa hari terakhir, dan lokasi yang berpotensi menjadi tempat berkelahi, bagi para penggemar.

"Ini baik-baik saja. Mereka hanya sangat bersemangat. Sepanjang hal itu tetap seperti itu, tidak masalah," kata seorang petugas polisi.

Pertandingan Grup B pada Kamis malam antara Inggris dan Wales di Grup Piala Eropa 2016 disebut-sebut sebagai "Perang Britania" alias War of Britain, meminjam pertempuran dahsyat di atas Selat Inggris pada Perang Dunia II antara Angkatan Udara Nazi Jerman melawan Angkatan Udara Kerajaan Inggris. 

Namun pada Piala Eropa ini, Perang Britania terjadi antara Inggris dan Wales, yang secara kenegaraan tergabung dalam Inggris Raya (United Kingdom of Great Britain and North Ireland

Setelah kekerasan di pelabuhan Mediterania di Marseille sebelum dan setelah Inggris bermain imbang 1-1 dengan Rusia pada Sabtu, UEFA memberi peringatan kepada Inggris bahwa tindak kekerasan para penggemarnya yang berulang dapat membuat tim itu dicoret.

UEFA juga memberi tahu Rusia bahwa negaranya akan didiskualifikasi jika kerusuhan penggemar kembali terjadi, yang termasuk serangan-serangan kepada para penggemar Inggris di stadion saat pertandingan berakhir.

Sepanjang Rabu, 36 orang ditahan karena berbagai kasus serangan ketika Rusia kalah dari Rusia di Lille dan Inggris bersiap untuk menghadapi Wales, kata polisi. Hal itu mencakup 13 orang Britania, kata polisi.

UEFA mengatakan pada Kamis bahwa pihaknya menyesali kekerasan yang terjadi malam sebelumnya, namun mereka tidak mengambil tindakan untuk menghukum para penggemar atau tim-timnya.

Pada Kamis pagi polisi memeriksa para penggemar yang menggunakan kereta api dari Lille ke Lens untuk memastikan tidak seorang pun di antara mereka bepergian dengan alkohol, yang menyebabkan antrean panjang. 

Sekelompok besar polisi melakukan pemeriksaan serupa di bawah guyuran hujan saat kereta api itu 45 menit kemudian di Lens.

Martin Glenn, ketua eksekutif FA, meminta para penggemar Inggris untuk memperlihatkan "keramahan dan respek" ketika polisi telah sibuk sebelumnya dengan pencegahan serangan teroris.

Prancis telah mendapat beberapa serangan teroris dalam dua tahun terakhir, termasuk penembakan di Paris pada November yang menewaskan 130 orang. Dua petugas polisi terbunuh pada Senin oleh pria yang mengklaim sebagai pendukung ISIS.

Di tempat terpisah, polisi di Lyon di tenggara Prancis mengatakan dua penggemar mengalami luka tusuk di fan zone pada Rabu.

Polisi mengatakan seorang penggemar terluka, yang merupakan warga negara, mengatakan kepada mereka bahwa salah seorang penyerangnya mengenakan kaus sepak bola Albania. Prancis mengalahkan Albania dengan skor 2-0 pada pertandingan lain yang dimainkan Rabu.

Polisi Marseille mengatakan sekitar 20 penggemar Rusia telah dikeluarkan dari Prancis, termasuk Alexander Shprygin, kepala grup penggemar Rusia.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016