Jakarta (ANTARA News) - Industri manufaktur diprediksi akan menggeliat pada semester II Tahun 2016, setelah beberapa industri mendapat tekanan pada triwulan I, kata Sekjen Kementerian Perindustrian Syarif Hidayat.

"Di triwulan I banyak investasi masuk ke industri manufaktur, kita harapkan triwulan II atau semester II bisa mulai beroperasi dan mulai mendongkrak pertumbuhan industri dan ekonomi," kata Syarif di Jakarta, Jumat.

Menurut Syarif, beberapa industri seperti sektor farmasi, produk kimia dan plastik mengalami tekanan pada semester I, yang ditandai dengan menurunnya ekspor maupun impor.

Sementara itu, investasi yang mulai masuk pada di awal tahun ini yakni sektor industri pupuk, kendaraan bermotor dan mesin tekstil.

Syarif menambahkan, di tengah lesunya perekonomian dunia saat ini, Pemerintah Indonesia terus berupaya mempermudah investasi yang masuk dengan berbagai cara, misalnya dari perizinan hingga insentif yang diberikan.

"Kemudahan perizinan juga diharapkan terjadi di daerah. Oleh karena itu kita terus rapat di menko perekonomian untuk membahas apa lagi yang akan diberikan untuk kemudahan investasi, termasuk ada sektor industri manufaktur," ungkapnya.

Diketahui, menurut Organisasi Pembangunan Industri PBB (UNIDO), industri manufaktur Indonesia termasuk ke dalam 10 terbesar di dunia, sehingga sangat potensial mendorong pertumbuhan ekonomi.

Industri manufaktur menyumbang hampir seperempat produk domestik bruto Indonesia. Indonesia mampu mempertahankan pertumbuhan positif, bahkan di tengah krisis keuangan global, saat kondisi ekonomi negara industri maju menurun.

Selain itu, sektor industri manufaktur masih menjadi mesin pertumbuhan ekonomi. Di mana Peranannya terhadap ekonomi meningkat, bervariasi di setiap negara.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016