Jakarta (ANTARA News) - Aktor senior dan produser film/sinetron, Deddy Mizwar, mengakui sedih lantaran jumlah bioskop saat ini tidak sebanyak zaman terdahulu, sehingga tidak semua orang dapat menikmati haknya untuk mendapatkan informasi melalui film. "Tempat-tempat pertunjukan sekarang tidak sebanyak dulu, tidak semua kabupaten atau kota ada sarana pertunjukan, padahal masyarakat memiliki hak untuk mendapatkan informasi," kata Deddy yang ditemui setelah pemutaran film "Naga Bonar", di Kineforum, Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Kamis (22/3). Ia mengatakan, keberadaan tempat pertunjukan, seperti bioskop, tidak merata berada di seluruh kota di Indonesia, sehingga tidak semua masyarakat dapat menikmati film. Pemeran "Naga Bonar" yang meraih Piala Citra itu juga mengatakan, meski kemajuan teknologi telah mendukung proses pembuatan film, namun bila tidak disertai dengan keberadaan tempat pertunjukan, maka informasi yang ingin disampaikan tidak akan optimal. "Teknologi dan peralatan telah memadai, bahkan akses pendidikan film dalam dan luar negeri juga lebih mudah bila dibandingkan dulu, tetapi dulu tempat pertunjukan lebih banyak," kata pemeran dalam film "Kejarlah Daku Kau Kutangkap" tersebut. Selain itu, menurut Deddy, film dibuat untuk memberikan informasi yang mendidik kepada penontonnya. Seorang pelaku film harus memiliki kesadaran atau apresiasi yang tinggi tentang tujuan film itu dibuat, katanya. "Para pelaku film jangan hanya sekedar buat film atau sekedar menayangkan sinetron saja," ujarnya. Menurut dia, tujuannya membuat film adalah untuk beribadah yaitu mengamalkan pengetahuan yang diberikan Tuhan kepadanya. "Niat dan tujuan saya adalah untuk ibadah, menyampaikan yang benar. Tetapi setiap orang yang membuat film memiliki tujuan yang berbeda, ada yang untuk mencari uang dan ada yang tidak," demikian Dedy Mizwar, yang alumnus Institut Kesenian Jakarta (IKJ). (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007