Batam (ANTARA News) - Menteri Perumahan Rakyat, M Yusuf Asy`ari, mengatakan harga tertinggi rumah susun sewa milik (rusunami) Rp140 juta dan rumah tersebut diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan Rp1,5 juta sampai Rp3 juta. Polanya dengan kredit pemilikan rumah (KPR) melalui perbankan, tetapi masih terbatas di Jakarta, kata M Yusuf Asy`ari, saat menghadiri REI Expo di Batam, Kamis. KPR ditujukan terutama bagi masyarakat yang memiliki penghasilan dan dianggap mampu membayar cicilan dengan jangka waktu tertentu, sementara untuk penyediaan rumah susun sewa (rusunawa) untuk masyarakat yang tidak mampu untuk KPR. "Anggaran pembangunan rusunawa melalui APBN dan APBD, dan ini sedang berjalan terutama di Batam," katanya. Pembangunan rusunawa akan terus dilakukan di sepuluh daerah di Indonesia, antara lain Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Palembang dan Batam. Ketua Otorita Batam, Mustofa Wijaya, mengatemukakan kebutuhan akan rumah layak huni di Batam semakin meningkat, hal itu dapat dilihat dengan tingginya angka migrasi ke Batam. "Batam telah menjadi kota migrasi spontan, bahkan telah terjadi kelebihan tenaga kerja dari yang dibutuhkan," katanya. Ia mengatakan akibat kelebihan tersebut, tumbuh rumah-rumah liar (ruli) yang tak layak huni. "Kami juga masih menunggu pengesahan Undang-Undang Special Economic Zone (SEZ), dan investor dalam maupun luar negeri untuk dapat mengembangkan Batam," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007