Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Jepang memberikan pinjaman kepada pemerintah Indonesia sebesar 23,554 miliar Yen atau senilai Rp1,86 triliun untuk pembangunan ekonomi dan sosial dengan masa pembayaran kembali 30 tahun dan tingkat bunga tahunan 1,5 persen. Kedutaan Jepang di Jakarta melalui keterangan resminya menyebutkan nota-nota mengenai pemberian bantuan itu telah dilakukan antara Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Shin Ebihara, dengan Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Departemen Luar Negeri Indonesia, Primo Alui Joelianto, di Jakarta, Jumat (23/3). Pinjaman dalam bentuk Yen tersebut mencakup dua proyek besar, yakni proyek pinjaman kebijakan pembangunan ketiga dan proyek pembangunan sektor bagi reformasi prasarana masing-masing senilai Rp933,65 miliar. Dana pinjaman untuk proyek pinjaman kebijakan pembangunan ketiga digunakan untuk perbaikan di bidang stabilitas ekonomi makro, iklim investasi, tata pemerintahan, dan pengentasan kemiskinan. Sedangkan dana untuk proyek pembangunan sektor bagi reformasi prasarana digunakan oleh pemerintah untuk mempercepat pembangunan prasarana. Selain Jepang, tercatat pembiayaan kedua proyek itu juga diperkuat Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (IBRD) dan Bank Pembangunan Asia (ADB). Sebelumnya pada awal Maret 2007, Pemerintah Jepang tercatat juga telah memberikan bantuan berupa hibah sebesar 200 juta Yen (sekitar Rp15,86 miliar atau 1,72 juta dolar AS ) kepada Indonesia untuk mendukung upaya peningkatkan produksi pangan dan pengentasan kemiskinan di sektor pertanian. Pemerintah Jepang juga tercatat memberikan bantuan dalam bidang pengembangan kebudayaan dan pendidikan di Indonesia melalui bantuan hibah untuk proyek pemugaran Candi Prambanan, Yogyakarta, senilai Rp796 juta kepada Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta. Kerja sama itu dimaksudkan sebagai sumbangan untuk meningkatkan pekerjaan pemugaran, melalui pengadaan perlengkapan yang diperlukan bagi pekerjaan pemugaran seperti perancah (scaffolding), dan lain-lain. Pemerintah Jepang pada Juli 2006 juga mengirim sebuah tim atas permintaan pemerintah Indonesia. Tim itu terdiri atas beberapa orang ahli yang melakukan survei terhadap kerusakan candi dan melaporkan hasilnya kepada Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007