Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama PT Pelindo I Bambang Eka Cahyana mengatakan penerbitan surat utang (obligasi) melalui penawaran umum pada 18 Mei 2016 sebesar Rp1 triliun mencatat kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 7,5 kali dari yang ditawarkan.

"Kelebihan permintaan obligasi I Pelindo ini mencerminkan kolaborasi yang bagus antara Pelindo dengan Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi," kata Bambang di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu.

Bambang menuturkan, meski obligasi tersebut diluncurkan di dalam negeri, namun berdasarkan informasi dari PT Mandiri Sekuritas, dari penjatahan, ada investor asing dari Singapura yang ikut membeli.

"Sebetulnya market yang ingin membeli itu besar sekali, jadi harus dilakukan penjatahan," ujar Bambang.

Dalam penerbitan obligasi itu, PT Pelindo I juga memperoleh hasil pemeringkatan AA (idn) dari PT Fitch Ratings Indonesia dan PT Pemeringkat Efek Indonesia.

Adapun obligasi dibayarkan setiap 3 bulan sesuai dengan pembayaran bunga obligasi yang bersangkutan.

Pembayaran bunga obligasi pertama dilakukan pada 21 September 2016, sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo tergantung masing-masing seri obligasi.

Obligasi yang ditawarkan Pelindo I terdiri atas empat seri, yaitu Seri A dengan jangka waktu 3 tahun, Seri B jangka waktu 5 tahun, Seri C jangka waktu 7 tahun dan Seri D jangka waktu 10 tahun.

Menurut Bambang, peminat obligasi yang diterbitkan ini didominasi investor korporasi yang mencapai 80 persen, selebihnya 20 persen investor ritel.

"Porsi ritel tetap diberikan karena sebetulnya semakin banyak yang membeli obligasi, maka ketika melakukan penawaran umum berkelanjutan akan semakin bagus. Jadi kami punya base yang cukup bervariasi," tutur Bambang.

Melihat minat investor cukup besar untuk membeli obligasi, Pelindo I berencana untuk kembali menerbitkan obligasi tahun 2017.

"Pasti, tahun depan, mungkin kami targetkan paling lambat kuartal 2, nilainya sekitar 2 triliun lagi," kata Bambang.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016