Bogor (ANTARA News) - Sebanyak lima perwakilan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) diterima juru bicara (Jubir) kepresidenan Andi Mallarangeng setelah sebelumnya menggelar aksi unjuk rasa di depan kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Senin. Dalam dialog selama 1,5 jam sejak pukul 13.30 WIB tersebut, perwakilan BEM IPB mendesak pemerintah untuk serius memberantas mafia perberasan dan tidak menjadikan beras sebagai komoditas politik. Presiden BEM IPB, Erick Wahyudyono usai diterima Jubir presiden kepada ANTARA News mengatakan, pihaknya juga mengusulkan agar pemerintah menggunakan teknologi pencitraan satelit untuk memperoleh data produksi padi secara nasional. "Selama ini data yang ada di berbagai departemen terkait seperti Departemen Pertanian dan Departemen Perdagangan berbeda-beda sehingga muncul persepsi berbeda soal impor beras. Dengan menggunakan data satelit, perbedaan persepsi mengenai perlu tidaknya impor beras tidak ada lagi," katanya. Dengan keputusan mengimpor beras, lanjut dia, pemerintah harus mengalokasikan dana hingga triliunan rupiah. Dalam dialog tersebut, mahasiswa juga mempertanyakan janji pemerintah untuk mengalokasikan 20 persen anggaran untuk sektor pendidikan. Mahasiswa juga mendesak pemerintah untuk menolak menanggung kerugian atas kasus Lapindo, dan mendesak dilakukannya reshuffle kabinet, terutama untuk menteri-menteri terkait sektor kesejahteraan rakyat. Menanggapi tuntutan mahasiswa tersebut, Andi Mallarangeng mengatakan, dirinya akan mempertimbangkan dan menyampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, usulan mahasiswa mengenai penggunaan citra satelit untuk pendataan produksi padi nasional. Sementara untuk anggaran pendidikan, pemerintah baru bisa menganggarkan 10 persen dari APBN atau sekitar Rp40 triliun. Pemerintah berjanji untuk meningkatkan anggaran pendidikan secara bertahap setiap tahun, namun Andi Mallarangeng tidak menjelaskan secara rinci kapan anggaran pendidikan 20 persen bisa tercapai. Sementara mengenai tuntutan reshuffle kabinet, ia mengatakan bahwa itu merupakan hak prerogatif presiden. Usai dialog dengan jubir kepresidenan, mahasiswa membubarkan diri dengan tertib. Sebelumnya demonstran dari BEM IPB, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan sekitar 60 mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) melakukan aksi secara terpisah sejak pukul 10.00 WIB di Tugu Kujang. Usai melakukan orasi, kelompok mahasiswa IPB bergerak menuju Istana Bogor sementara mahasiswa KAMMI dan mahasiswa STPP masih bertahan di lokasi tersebut. Aksi tersebut dilakukan bersamaan dengan kedatangan Presiden SBY ke Istana Bogor untuk beberapa agenda, diantaranya membuka Kongres IX Legiun Veteran (LVRI) dan pelepasan 3.500 tenaga harian dan tenaga bantu penyuluh pertanian. Aksi yang dijaga puluhan aparat kepolisian tersebut sempat memacetkan jalan-jalan di sekitar Istana Bogor.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007