... merupakan makanan ringan buat cemilan anak-anak, semacam jeli begitu...
Makassar (ANTARA News) - Penemuan permen dengan kandungan bahan baku peledak sempat menggemparkan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, pada H-2 Idul Fitri 1437 H.

"Sekitar pukul 13.00 WITA Jumat (8/7), digelar patroli rutin di area sisi utara bandara. Di sekitar kawasan pengepakan bagasi, peralatan pendeteksi bahan peledak GT200 mendeteksi sesuatu yang diduga bahan peledak," ujar Kabag Humas dan Hukum Angkasa Pura I, Turah Ajiari, di Makassar, Sabtu.

Dia mengatakan, patroli gabungan melibatkan personel Pengamanan Penerbangan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Polisi Militer TNI AU, dan Gegana Polda Sulawesi Selatan.

"Sesuatu berada di dalam mobil pengangkut yang terparkir di jalur umum depan wilayah pengepakan bagasi," katanya.

Kendaraan operasional itu, ujar dia, disingkirkan keluar area penerbangan, selanjutnya diperiksa secara instensif, baik kendaraannya dan barang-barang yang ada di dalam kendaraan itu. Diketahui kemudian mobil pengankut itu kendaraan operasional Sriwijaya Nam Air.

"Setelah diperiksa secara manual, barang yang dicurigai memiliki kandungan bahan peledak jenis HTMD ini dipastikan tidak berbahaya," katanya. 

Dari sisi persenyawaan kimia, HTMD alias Hexamethylene Triperoxide Diamine diketahui menjadi pemicu ledakan utama. 

HTMD tidak dipergunakan lagi dalam militer namun diungkap menjadi prokursor penting dalam teror, di antaranya menjadi bagian bahan peledak pada teror Bandara Internasional Los Angeles pada 2000 dan bom London pada 7 Juli 2005 lalu. 

Barang yang dicurigai dimaksud merupakan kandungan bahan makanan jenis jeli yang merupakan makan siang yang akan dijual dalam penerbangan Sriwijaya Air.

"Ini merupakan makanan ringan buat cemilan anak-anak, semacam jeli begitu," ujar Turah.

Akan tetapi, ternyata pula, jeli dalam makanan seharga Rp20.000 per paket ini bisa mengandung beberapa zat kimia yang apabila dicampurkan dengan bahan lain dapat menjadi bahan peledak berbahaya.

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016