Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS Rofi Munawar meminta pemerintah untuk lebih baik dalam mengantisipasi pasokan BBM saat arus balik dibandingkan saat arus mudik, mengingat masih ditemui SPBU yang kosong stoknya.

"Distribusi dan manajemen stok BBM harus dipikirkan ulang dengan seksama, jangan seperti persiapan mudik yang terbukti kurang baik. Ada baiknya dipikirkan terobosan baru yang lebih kreatif dan adaptif agar redistribusi BBM berbasis evaluasi pelaksanaan mudik," katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.

Tercatat oleh "Traffic Management Centre" (TMC) Polda Metro Jaya pada puncak arus mudik (4/7/2016) terjadi kekosongan stok di empat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sepanjang jalur Brebes.

"Padahal sudah jauh-jauh hari, jelas Rofi, PT Pertamina sangat yakin bahwa stok BBM tercukupi dan mudah didapatkan," ucapnya.

Dia menilai sebelumnya adanya kepercayaan diri dari pemerintah dan PT Pertamina dalam mengantisipasi arus mudik lebaran dari dari daerah Jakarta dan Jawa Barat menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Namun, alih-alih tersedia stok yang terjangkau, yang ada justru kerepotan dalam melakukan pelayanan terhadap permintaan masyarakat yang melonjak tajam di semua jenis BBM.

"Anggapan bahwa mudik peristiwa ritual tahunan biasa, terbukti meleset. Oleh karena persiapan yang hampir tidak banyak perubahan dari tahun sebelumnya. Tentu saja, hal ini menunjukkan kebijakan pemerintah kurang tepat dalam memperhitungkan beragam faktor yang sudah banyak berubah di tahun ini," tegas wakil rakyat dari dapil Jawa Timur VII ini.

Rofi menjelaskan ada beberapa faktor yang menyebabkan stok BBM tidak tersedia dengan baik selama arus mudik, misalnya, titik distribusi BBM yang terbatas hanya di SPBU, perubahan harga BBM, macet yang berkepanjangan menyebabkan konsumsi melonjak tajam, dan adanya antrean panjang yang mengular.

"Oleh karena itu, jangan sampai antisipasi arus balik sama dengan arus mudik kemarin, walau diprediksi kendaraan akan terpisah secara waktu maupun rute" tegas Rofi.

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016