Brastagi, Sumut (ANTARA News) - Pemberitaan media yang sensasional dan tidak proporsional tentang erupsi Gunung Sinabung berkontribusi pada penurunan tingkat hunian hotel di Brastasgi, kata pengelola usaha perhotelan di kawasan wisata yang berjarak sekitar 66 kilometer dari Medan ini.

Karena itu, kalangan media diharapkan bijak dalam memberitakan perihal erupsi gunung vulkanis aktif ini sehingga pemberitaannya tidak lantas memunculkan kesalahpahaman dan ketakutan di masyarakat, kata Supervisor Front Desk Rudang Hotel & Resort Kristin di Brastagi Senin.

"Pemberitaan tentang erupsi Gunung Sinabung di televisi terkadang terlalu wah dan berlebihan sehingga orang-orang yang menonton buletin berita TV itu mungkin saja terprovokasi. Padahal, kenyataannya tidak seperti itu," katanya.

Sejak terjadinya erupsi Gunung Sinabung tahun 2010 ditambah dengan pemberitaan tentang letusan yang berulang kali terjadi oleh media dalam dan luar negeri, tingkat hunian umumnya hotel di kawasan wisata Brastagi cenderung menurun.

"Sebelum terjadi erupsi, biasanya hotel-hotel full (penuh) selama Lebaran tapi sejak erupsi, hotel-hotel tidak terlalu penuh. Mungkin saja, tamu-tamu yang sebelum erupsi sering ke Brastagi kini berputar haluan ke Parapat," kata Kristin.

Namun demikian, dia berharap media nasional turut membantu upaya pemulihan sektor pariwisata kawasan wisata Brastagi melalui pola pemberitaan yang proporsional dan tidak sensasional tentang letusan Sinabung itu.

Sebelumnya, seorang karyawati hotel bintang tiga yang berhadapan dengan area wisata Bukit Buku ini mengatakan dia sering menerima telepon dari sejumlah calon tamu hotelnya yang menanyakan apakah aman menginap di Brastagi padahal kota tersebut aman dari erupsi karena berada sekitar 11 kilometer dari Gunung Sinabung.

Sejak terjadinya erupsi Sinabung, tingkat hunian kamar-kamar hotel di kawasan wisata yang terletak sekitar 1.300 meter di atas permukaan laut itu umumnya cenderung menurun namun libur panjang Lebaran 2016 yang dimanfaatkan banyak warga untuk berwisata membantu meningkatkan okupansi kamar, katanya.

Tingkat hunian kamar di hotel tempatnya bekerja mencapai 80-an persen dari 72 kamar yang ada pada 6 - 9 Juli atau jauh di atas rata-rata kamar yang terisi pada hari-hari biasa maupun libur akhir pekan.

"Mayoritas warga yang menginap di hotel ini adalah wisatawan berkeluarga asal Kota Medan, dan sisanya adalah pemudik dari beberapa daerah di luar Sumatera Utara, seperti Jakarta dan Pekanbaru," katanya.

Berkah Idul Fitri itu tidak hanya dirasakan Rudang Hotel & Resort tetapi juga hotel-hotel berbintang lain, seperti Mikie-Holiday Resort. Di kawasan wisata Brastagi, pengunjung tidak sulit menemukan alternatif akomodasi mulai dari hotel berbintang dua, tiga, empat, dan vila hingga bungalow dan losmen.

Di kalangan wisatawan lokal, khususnya yang berdomisili di wilayah Kota Medan dan sekitarnya, Brastagi yang masuk wilayah Kabupaten Tanah Karo ini menjadi tempat berlibur favorit akhir pekan maupun libur panjang karena jaraknya yang begitu jauh dari Medan.

Bukit Gundaling yang berjarak sekitar tiga kilometer dari pusat Kota Brastagi menjadi salah satu obyek wisata favorit banyak warga karena dari atas bukit itu, mereka dapat menikmati keindahan Gunung Sibayak dan Sinabung.

Menurut catatan, bukit yang memiliki ketinggian sekitar 1.575 meter dari permukaan laut ini bahkan sudah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda. Disamping daya tarik alamnya, kota wisata berhawa sejuk yang diapit dua gunung vulkanis itu juga terkenal karena produk tanaman hias dan buah-buahannya.

Pewarta: Rahmad Nasution
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016