Jakarta (ANTARA News) - Kasus tewasnya Wayan Mirna Salihin diduga akibat meminum kopi bercampur sianida dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso akan memasuki persidangan kelima dengan agenda mendengarkan keterangan saksi kunci.

Pada sidang keempat yang digelar hari ini, Selasa (12/7), jaksa penuntut umum menghadirkan tiga saksi dari keluarga Mirna antara lain Dharmawan Salihin (ayah), Sandy Salihin (saudari kembar) dan Arief Soemarko (suami).

Pada sidang yang berlangsung selama lebih dari delapan jam untuk mendengarkan kesaksian itu, terdakwa Jessica juga diberikan kesempatan untuk memberikan pembelaan atau jawaban jika ada kesaksian yang tak tepat. ANTARA News merangkum kesaksian keluarga dan pembelaan Jessica sebagai berikut:

Dharmawan Salihin

Ayah Mirna terlihat sangat siap untuk memberikan kesaksian dalam sidang terbuka itu. Jika Sandy dan Arief hanya mengenakan kemeja biasa, Dharmawan Salihin mengenakan stelan jas hitam dengan kemeja dan dasi berwarna biru yang terlihat begitu pas.

Pada kesaksiannya, Dharmawan menceritakan kejadian saat Mirna dibawa ke RS Budi Waluyo, Jakarta. Menurutnya, Jessica bertingkah aneh karena mendadak terserang asma dan sering mondar-mandir diduga ingin mendengar pembicaraan orang lain.

"Tapi ada yang aneh pada Jessica, bukan Hani (saksi/teman Mirna). Jessica waktu saya tanya, dia langsung asma, atau seperti kambuh asma. Karena dibilang asma-asma itu maka saya lepasin Jessica ke sekretaris saya," kata Dharmawan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa.

"Terus anehnya lagi, dia muter-muter seolah menyimak pembicaraan orang di sana," kata Dharmawan. "Hani menangis, Jessica justru sangat tenang. Yang Mulia (hakim) kalah tenang sama dia."

Dharmawan juga menjelaskan sempat memberikan nafas buatan untuk anaknya. Ia bahkan meminta cairan dari dalam perut Mirna dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam botol kepada seorang dokter.

"Ada tiga tabung (berisi) cairan. Saya simpan satu di freezer di rumah," kata dia.

Dharmawan secara tegas menepis adanya anggapan bahwa Mirna memiliki asuransi jiwa bernilai besar. Menuturkan bahwa nilai asuransi jiwa Mirna bernilai "normal".

"Ada asuransi normal. Asuransi Prudential, normal kan?" jelas Dharmawan. "Paling (nilainya) 10juta perak, itu rupiah, Indonesia menggunakan mata uang rupiah. Tidak ada asuransi lain."

Dharmawan pun mengaku memiliki USB yang menyimpan sebuah bukti rekaman saat Jessica berada di Cafe Olivier. Ia pun berharap bisa menampilkannya pada sidang berikutnya.

Namun pada sidang ini, Dharmawan kerap menyebutkan kata "lupa" atau "tidak ingat" saat majelis hakim serta kuasa hukum terdakwa menanyakan hal berkaitan dengan waktu, antara lain kapan detail Mirna dimakamkan, waktu dalam perjalanan, waktu disemayamkan, autopsi, dan kapan ia memberikan botol berisi cairan dari perut Mirna kepada polisi.

Arief Soemarko


Suami mendiang Mirna, Arief Soemarko, memberikan kesaksian terkait kebiasaan istrinya yang gemar menikmati kopi. Menurutnya, Mirna sudah pernah menjajal kopi di Cafe Olivier sebelum peristiwa itu terjadi.

"Mirna dan saya sangat suka kopi. Semua temannya tahu bahwa Mirna penyuka kopi," kata Arief Soemarko kepada majelis hakim.

Arief menitikberatkan perhatiannya pada sikap aneh Jessica yang memaksa Mirna memesan makanan atau minuman sebelum pertemuan di pusat perbelanjaan itu. Arief mengungkapkan bahwa Jessica empat kali memaksa Mirna kendati hal itu langsung dibantah Jessica.

Mirna sudah memberitahu Arief dua hari sebelum kejadian jika akan bertemu Jessica. Namun Mirna merasa takut untuk bertemu Jessica sendirian sehingga meminta Hani untuk menemaninya.

"Mirna tidak mau bertemu Jessica sendirian karena di pikiran Mirna, Jessica sedang marah," kata Arief.

Pada pertemuan di Grand Indonesia (GI) itu pun Arief menemani Mirna sampai Hani datang kemudian bertemu dengan Jessica.

"Hani sedang ditelepon, Hani sudah sampai di GI tapi sedang cari parkir," kata Arief. "Ketika Mirna ke Olivier, Jessica kaget. Kok ada Hani?"

Arief pun menegaskan bahwa antara Mirna dengan Jessica tidak terjalin hubungan pertemanan yang spesial. Ia yakin akan hal itu karena telah berpacaran selama sembilan tahun dengan Mirna.

"Tidak ada Yang Mulia. Tidak ada," kata Arief menjawab pertanyaan majelis hakim terkait hubungan spesial antara Jessica dan Mirna.

Sandy Salihin


Sandy berlinang airmata saat memberikan kesaksian dihadapan majelis hakim. Ia mengaku sangat sedih jika mengingat kematian saudari kembarnya.

"Karena saya sedih kembaran saya sudah tidak ada," tutur Sandy saat ditanya seorang anggota hakim.

Sama seperti Dharmawan dan Arief, Sandy juga menilai sikap Jessica saat Mirna tewas di RS Abdi Waluyo cukup janggal karena mengalami serangan asma mendadak.

Hal utama dalam kesaksiannya adalah saat Sandy menunjukkan SMS Jessica kepadanya pasca-kematian Mirna pada 6 Januari 2016.

"SMS-nya memang masih saya simpan. Salah satu isinya adalah Jessica mengirimkan tautan berita dari laman daring tentang kopi yang beracun," ujar Sandy.

Menurut dia, Jessica seolah mengarahkannya agar menyimpulkan bahwa saudara kembarnya itu meninggal akibat Kopi Vietnam dari kafe Olivier.

Selain itu, Sandy juga mempertanyakan alasa Jessica tidak datang ke Rumah Duka Dharmais saat jenazah Mirna dibawa ke sana.

Dia mengatakan percakapan melalui pesan singkat itu terjadi pada 7-9 Januari 2016, atau beberapa hari setelah Mirna dinyatakan meninggal dunia diduga akibat meminum kopi berisi racun sianida, pada 6 Januari 2016.

Pembelaan Jessica

Isworo selaku ketua majelis hakim persidangan ini mengizinkan Jessica memberikan bantahan atas kesaksian yang diberikan tiga kerabat Mirna.

Pertama, Jessica menepis telah berpura-pura sakit asma dan telah dirawat oleh sekretaris dari Dharmawan Salihin.

"Asma kambuh sesaat sebelum saksi bertanya itu tidak benar. Dan saya dirawat oleh perawat rumah sakit, bukan sekertaris saksi," kata Jessica.

Ia juga membantah telah memaksa Mirna untuk memesan makanan. Menurutnya, ia hanya ingin gantian mentraktir Mirna yang sudah pernah membayarkan makannya sebanyak dua kali.

Jessica pun menolak tudingan Ayah Mirna yang mengatakan ia tidak pernah menyampaikan rasa belasungkawa kepada keluarga Mirna. Jessica juga membantah pernah menyebut jenazah Mirna terlihat "cantik".

"Mengenai komen saya yang mengucap 'Mayat Mirna terlihat cantik' itu tidak benar karena saat itu saya menyatakan belasungkawa dan memperkenalkan diri saya," lanjut Mirna membantah bahwa dia tidak pernah mengucap bela sungkawa kepada keluarga.

Jessica juga membantah tuduhan Sandy Salihin ketika mengirimkan tautan berita tentang kopi beracun.

Dalam kesempatan itu dia juga mengungkapkan tekanan batinnya ketika datang ke rumah duka untuk melayat Mirna. Ketika itu, kata Jessica, dia merasa dituduh seseorang yang mengaku tante Mirna.

Jessica juga menepis anggapan bahwa ia marah karena dinasihati Mirna. Ia bahkan mengaku tak pernah sekalipun dinasehati Mirna.

"Pertengkaran dengan Mirna tidak pernah ada. Saya tidak pernah sakit hati. Saya biasa-biasa saja saat bertemu, saya banyak tertawa," ucap Jessica menjelang akhir persidangan.

Sidang kelima kasus ini akan berlanjut besok dengan agenda mendengarkan keterangan saksi kunci yang dihadirkan jaksa penuntut umum.


Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016